ASA YANG MASIH TERTUNDA PADA CQ 160 CW 2018 – SEBUAH CERITA PENDEK

Posted in DX Contest on February 6, 2018 by YE1ZAT

Go to English Version

Ada yang berbeda pada CQ 160 Contest untuk tahun 2018 ini dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya bagi Tim Bekasi. Untuk pertama kalinya Tim Kontes Bekasi yang turun dengan YE1K, mencoba untuk QRV di lokasi baru selain Gunung Malang sebagaimana kontes yang sama pada beberapa tahun terakhir. Beberapa pertimbangan antara lain biaya operasional, alur perizinan dengan instansi terkait yang menempati lahan di Gunung Malang, serta beberapa faktor teknis lain yang mungkin bisa menjadi pembeda dari sisi noise level adalah beberapa pertimbangan yang diambil oleh tim ini.

Tempat instalasi antenna

Lokasi Baru di Griya Siliwangi

23 Desember 2017

Survei awal dilakukan oleh Tim Kecil yang terdiri dari YB1EME-Budi, YB1NWP-Nyoman, YC1MR-Kasmuri, YF1DO-Danu, YD1DGZ-Hendar, dan YD1IUK-Hendri ke lokasi yang berketinggian 1010 MDPL di daerah Jonggol, dengan koordinat lokasi 6o38’04.01″ LS  dan  107o02’03.92″ BT.

Griya Siliwangi

Gerbang Masuk Griya Siliwangi

Survey 1

Kiri ke kanan : YC1MR, YD1DGZ, dan YF1DO sedang berdiskusi  di lokasi survey

YF1DO Survey

YF1DO dengan latar belakang Gunung Batu di arah utara

Gunung Batu

Gunung Batu

03 Januari 2018

Hasil survei ini kemudian didiskusikan oleh seluruh anggota tim di kediaman YD1JZ-Joz, yang dihadiri oleh hampir semua anggota Tim Kontes Bekasi antara lain YB1CF-Yoyon, YF1DO-Danu, YB1NWP-Nyoman, YD1IUK-Hendri, YB1EME-Budi, YD1DGZ-Hendar, YD1OLG-Sutrisno, YD1DOQ-Oki, YC1ME-Mawan, YD1ARM-Aris, YC1MR-Kasmuri, YD1ORZ-Rizal, dan tentunya tuan rumah YD1JZ-Joz beserta XYL YD1LUX-Nana (Hanya YB1KAR-Heri dan YC1KAF-Terry yang berhalangan hadir karena urusan pekerjaan).

Topik yang didiskusikan antara lain :

  • Presentasi hasil survei yang dibawakan oleh YB1EME dan YF1DO
  • Musyawarah oleh tim untuk menentukan apakah kontes akan dilakukan di Gunung Malang seperti biasanya ataukah di tempat baru ini yang tim menyebutnya sebagai GS (kepanjangan dari Griya Siliwangi, property milik H. Anwar)
  • Persiapan teknis yang diperlukan untuk kontes
Rapat Persiapan 2018CQ160

Diskusi Persiapan Kontes di Kediaman YD1JZ dan YD1LUX

Yang menjadi bahan diskusi paling hangat adalah mengenai kendala yang bakal dihadapi jika kontes dilakukan di GS. Dari informasi yang disampaikan oleh Budi dan Danu, lokasi baru ini “mungkin” cukup menjanjikan jika ditinjau dari sudut pandang noise level dibandingkan dengan Gunung Malang serta alur perizinan yang lebih mudah.

Suatu paparan yang sebenarnya lebih ke hasil analisa mereka secara kualitatif mengingat tempatnya di daerah pelosok dan jauh dari sumber noise. Danu juga menyampaikan bahwa jalan menuju lokasi masih merupakan jalan tanah berbatu yang cukup terjal dan licin saat hujan, bahkan ada 3 tanjakan curam yang harus dilalui yang dengan kondisi licin tidak bisa dilewati oleh kendaraan biasa, melainkan harus dengan kendaraan berpenggerak 4 roda (Four Wheel Drive). Bahkan saat survei, SUV yang dikendarai oleh YB1EME (Non 4WD) sempat mengalami slip.

Tidak hanya dari sisi akses, utilitas sumber tenaga juga menjadi perhatian khusus mengingat suplai listrik dari jaringan di sana masih minim dan memang hanya diperuntukkan untuk penerangan saja, sehingga portable genset adalah perlengkapan yang mutlak harus dibawa oleh tim untuk mendukung operasional.

Singkat cerita, setelah melalui serangkaian diskusi dan perdebatan yang panjang antar anggota tim, akhirnya diputuskanlah secara mufakat untuk mencoba GS sebagai tempat kontes kali ini. Keputusan itu tentu saja dibarengi dengan beberapa konsekuensi di sisi persiapan yang harus dipenuhi jauh-jauh hari sebelum kontes dilakukan.
Bagaimana dengan perizinan untuk penggunaan fasilitas? Inilah yang dikatakan “relatif lebih tidak berbelit” alur perizinannya dibandingkan dengan lokasi di Gunung Malang. Griya Siliwangi kebetulan adalah properti milik salah seorang anggota ORARI Lokal Bekasi, YD1FSL-H. Anwar. Setelah rapat di kediaman YD1JZ, keesokan harinya YB1CF-Yoyon dan YD1JZ-Joz meluangkan waktu untuk berkunjung ke kediaman YD1FSL-H. Anwar di Bekasi dan mengutarakan maksud serta tujuan tim untuk menggunakan fasilitas tersebut selama kontes CQ 160 berlangsung. Dari hasil diskusi tersebut, sesuai dengan harapan seluruh anggota Tim, H. Anwar sangat mensupport kegiatan ini dan mempersilahkan anggota tim untuk memanfaatkan fasilitas tersebut tanpa perlu mengeluarkan biaya sepeser pun. Suatu berkah tak ternilai tentunya bagi Tim Kontes Bekasi.

Berkaca pada pengalaman kurang menyenangkan pada kontes yang sama di tahun sebelumnya (baca CQ 160 CW 2017 – FIRST COMEBACK ON TOP BAND), di mana YE1K mengalami banyak masalah dengan transceiver dan linear saat di Gunung Malang yang menyebabkan downtime selama beberapa jam untuk perbaikan dan pengambilan alat pengganti dari Bekasi, sehingga hilanglah kesempatan untuk meraih beberapa poin QSO, pada persiapan kontes kali ini contingency plan dilakukan dengan menyiapkan backup untuk setiap peralatan antara lain :
• 2 Genset : Genset utama dan backup
• 2 Linear Amplifier : Emtron (utama), dan sebagai backup adalah Tokyo HyPower
• 2 Antenna Tuner : Palstar AT2K dan MFJ
• 2 Transceiver : Elecraft K3 (main), untuk backup juga digunakan Elecraft K3
• 4 DC Power Supply
• 2 CW Paddle
• RX dan TX Antenna dengan backup berupa beberapa rol kabel
• Beberapa rol kabel coaxial untuk backup selain coaxial utama

Melihat persiapan teknis yang dilakukan oleh YE1K, mungkin bagi yang tidak tahu akan berpikir bahwa tim ini terlalu berlebihan dengan backup yang berlapis dan terkesan terlalu banyak. Namun pemikiran semua anggota tim tidaklah demikian, dan jika melihat pengalaman pada tahun 2017, siapapun yang beranggapan bahwa contingency plan ini berlebihan, pasti akan memahami alasan di balik keseriusan ini. Satu hal lagi, lokasi kontes adalah daerah terpencil yang cukup jauh dari kota sehingga pentingnya backup adalah salah satu yang menjadi prioritas.

Tim Bekasi memang selalu serius dalam setiap persiapan menjelang kontes yang sudah diputuskan untuk diikuti. Dan tim ini tidak pernah mengikuti kontes tanpa suatu target. Selalu ada target dalam setiap kontes yang diikuti oleh YE1K, khususnya pada mode CW, mengingat semua operator di YE1K adalah Operator CW sehingga tradisi untuk selalu mempersiapkan segala sesuatu sebelum kontes secara serius selalu dilakukan pada kontes dengan mode CW. Karakter Tim Kontes Bekasi memang salah satu yang unik, tim ini akan memutuskan untuk “lebih baik tidak berpartisipasi kontes” jika persiapan dirasa kurang dan tidak ada target yang perlu dicapai. Apakah keseriusan dalam persiapan ini menandakan bahwa tim kurang bisa menikmati kontes sebagai sesuatu yang fun dan layak dinikmati ? Apakah keseriusan ini akan berdampak pada penyesalan anggota tim saat target yang dicanangkan gagal tercapai ? Jawabannya adalah tidak. Tim ini sudah memiliki karakter, kesenangan yang dinikmati oleh anggotanya justru terletak pada saat perencanaan dan eksekusi. Dan tim ini juga sering membawa hasil yang tidak sesuai harapan di akhir kontes, namun Tim Kontes Bekasi tetap berbesar hati dengan apa yang diraih, karena semua anggota tim justru menikmati bagian prosesnya, bukan hasil akhirnya.

Dalam tiap kontes CW, Tim Bekasi selalu berusaha untuk melakukan optimasi terhadap semua resources termasuk hardware, software, dan contest rules. Namun ada 1 hal yang selalu tetap menjadi “pantangan” bagi tim ini, yaitu penggunaan CW Skimmer atau jenis morse decoder lain apapun, termasuk fitur CW reader yang juga bisa diaktifkan di N1MM, meskipun hal ini adalah sesuatu yang sah dan diperkenankan dalam suatu kontes. Bukankah penggunaan CW Skimmer akan membantu? Memang benar, namun hal yang selalu menjadi pegangan bagi Tim Bekasi adalah bahwa telinga manusia tetaplah Morse Decoder terbaik, adanya “kemungkinan” beberapa kesalahan yang terjadi dalam proses decoding menggunakan telinga, itulah salah satu bagian yang justru menjadi nilai fun bagi tim ini. Sekali lagi, pantangan ini hanyalah “adat” internal tim yang tidak tertulis, dan tentunya hanya berlaku pada tim ini. Tiap station punya contesting style yang berbeda dan “adat” yang berbeda pula, oleh sebab itu Tim Bekasi pun tidak pernah mempermasalahkan “adat” station lain yang bisa jadi berbeda. Selama itu masih dalam koridor rules compliance, dan saling respek antar partisipan khususnya di YB Land tetap dijaga, atmosfir kemajemukan inilah yang akan memberikan warna tersendiri pada dunia contesting di YB Land.

Beberapa kebiasaan unik di atas itulah terkait persiapan, contesting style, dan sebagainya yang menyebabkan tim ini memiliki karakter yang unik.

Kembali ke masalah target untuk CQ 160 kali ini, 323 QSO tetaplah menjadi target bagi tim. Suatu target yang sama pada tahun lalu dan masih gagal dipenuhi, akan dicoba lagi untuk diusahakan pada CQ 160 – 2018 pada Mode CW.

24 Januari 2018

Tepat pada siang hari pukul 13.00 WIB, rombongan pertama berangkat dari kediaman YC1MR-Kasmuri. Rombongan pertama ini terdiri dari 2 kendaraan, yaitu 1 kendaraan pick up yang mengangkut semua perlengkapan outdoor dan genset berikut 2 personnel yaitu YC1MR-Kasmuri dan YD1OLG-Sutrisno di belakang kemudi, kendaraan berikutnya adalah kendaraan penumpang dengan personnel di dalamnya YC1ME-Mawan, YD1DGZ-Hendar, dan YD1DOQ-Oki. Sebagian perlengkapan indoor untuk station juga dibawa oleh kendaraan penumpang yang dikemudikan oleh Mawan tersebut.

Sekitar pukul 15.00 WIB, rombongan kedua berangkat dan hanya terdiri dari 1 kendaraan dengan 2 personnel di dalamnya yaitu YF1DO-Danu di belakang kemudi dan ditemani oleh YB1CF-Yoyon. Kendaraan yang dikemudikan oleh Danu ini mangangkut sebagian besar perlengkapan indoor sehingga benar-benar hanya menyisakan 2 slot untuk penumpang termasuk pengemudi.

Setelah sempat beristirahat makan, sholat, dan belanja kebutuhan logistik di salah satu pasar yang dilalui, tibalah rombongan pertama pada jam 18.00 di perkampungan terakhir sebelum harus melakukan perjalanan menanjak ke puncak bukit sekitar 3 km lagi. Sambil menunggu rombongan ke-2 tiba, rombongan pertama ini memutuskan untuk beristirahat dan menunaikan ibadah sholat maghrib.

Rombongan Pertama

YC1MR, YD1DOQ, YD1DGZ, YD1OLG sedang beristirahat di sebuah kedai kopi

Sesudah itu, saat beristirahat di warung kopi terdekat, rombongan pertama ini mendapatkan kabar melalui radio (karena signal HP sudah tidak ada) bahwa rombongan ke-2 salah mengambil jalur dan tersesat ke jalan buntu. Kondisi sudah sangat gelap dan penerangan tidak ada lagi karena rombongan ke-2 memang sudah memasuki jalur pegunungan, akhirnya rombongan pertama terus memantau jalur yang dilalui oleh rombongan ke-2. YD1DOQ-Oki yang relatif lebih paham daerah tersebut di antara semua personnel pada rombongan pertama terus berusaha memandu melalui radio dan kurang lebih pada pukul 20.00 tibalah rombongan ke-2 dengan selamat.

Setelah istirahat makan, tim kembali berdiskusi untuk mengambil keputusan yang sangat sulit, karena masalah pada malam itu belum berakhir. Hanya 3 km jarak yang tersisa menuju ke tempat tujuan yaitu Griya Siliwangi (GS). Namun justru di situlah jalur yang terberat. Cuaca gerimis saat itu dan sudah jelas jalanan tanah berbatu kali yang terjal dan mendaki, akan memberikan masalah baru bagi kendaraan tim yang memang bukan merupakan kendaraan offroad. Komunikasi sempat dilakukan dengan rekan dari Lokal Bekasi yaitu Odoy, yang menguasai medan tersebut, untuk meminta saran. Odoy langsung memberikan masukan agar tim menunda untuk naik ke atas sampai dia datang dengan kendaraan bantuan keesokan harinya. Odoy berpendapat bahwa dengan kondisi seperti itu, hanya kendaraan pickup kami yang kemungkinan akan bisa sampai atas.

Mungkin karena sudah lelah dan juga kehujanan, tim memutuskan semua kendaraan akan mencoba naik. Sebuah keputusan yang terbilang nekat bahkan setelah mendengar semua saran dari seseorang yang sangat berpengalaman di medan itu, yaitu Odoy. Berangkatlah semua rombongan secara konvoi didahului oleh Kendaraan-1 pickup yang dikemudikan oleh YD1OLG, kendaraan-2 yang dikemudikan oleh YF1DO, dan kendaraan ke-3 yang dikemudikan oleh YC1ME. Jarak antar kendaraan tetap dijaga untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk saat melalui tanjakan dan juga kondisi penerangan yang tidak ada sama sekali kecuali dari lampu kendaraan rombongan.

Menjelang tanjakan pertama, kendaraan pertama yaitu truk pick up berusaha naik dan mengalami slip di tanjakan meski akhirnya berhasil naik dengan tingkat resiko yang sangat tinggi mengingat sisi kanan adalah jurang. Apa yang telah terjadi pada kendaraan-1, tentunya terlihat jelas oleh kendaraan-2 dan ini sudah merupakan suatu pukulan mental yang sangat telak, dan tidak lama sesudah itu, kendaraan ke-2 juga mengalami slip justru sebelum mencapai tanjakan.

Melihat apa yang sudah dialami, YB1CF-Yoyon yang berada di kendaraan-2 langsung mengontak kendaraan-3 via radio agar segera berhenti dan tidak berusaha untuk maju. Selanjutnya menyarankan untuk mundur. Di sinilah awal masalah yang akhirnya dialami kendaraan-3. Dengan kondisi gelap, jalan benar-benar becek serta dipenuhi batu-batu kali yang licin, ditambah suasana hujan, kendaraan-3 akhirnya salah mengambil jalur dan slip sebelum akhirnya kandas karena batu2 terjal. Butuh waktu lama untuk kendaraan-3 sampai akhirnya bisa terbebas dan mundur, itupun setelah Yoyon dan Hendar turun dari mobil berhujan ria dan memandu dengan bantuan senter. Setelah pada akhirnya baik kendaraan-2 dan kendaraan-3 terbebas dan bisa balik arah ke perkampungan, kemudian kendaraan tersebut dititipkan ke rumah warga kampung. Semua personnel dari kendaraan ke-2 dan ke-3 turun. Mereka sudah lelah dan secara mental sebenarnya sudah sempat down melihat medan yang berat dan gagal dilalui. Semua hanya bisa terdiam, jangankan berpikir tentang kontes, berpikir untuk bisa sampai ke tempat tujuan saja sangat berat.

Sampai akhirnya, kabar didapat dari Tim Pertama yang sudah sampai tujuan dan memberikan informasi bahwa mereka sedang turun untuk menjemput dengan ditemani oleh Pak Wawan penjaga GS. Singkat cerita, tibalah mobil pick up menjemput rombongan di bawah dan mereka semua diangkut ke atas menggunakan mobil pick up tersebut dengan naik di bak belakang. Perjalanan lebih mudah bagi kendaraan pick up dengan beban yang lebih berat, namun bagi kami personnel di belakang benar-benar tersiksa. Badan seperti dilempar-lempar dengan berada di bak belakang saat melewati jalan terjal berbatu dan mendaki curam. Sepanjang jalan kami mengamati beratnya medan tersebut dan sesekali melihat ke sisi kanan yaitu jurang dan semua personnel baik dari kendaraan-2 dan 3 merasa bersyukur sudah mengambil keputusan yg tepat untuk tidak melanjutkan perjalanan dengan kendaraan-2 dan kendaraan-3.

25 Januari 2018

Selepas istirahat dan bangun pagi, yang menjadi rencana tim berikutnya adalah bagaimana agar sesegera mungkin bisa mengangkut sisa peralatan yang masih ada di bawah, termasuk di antaranya adalah mengangkut 8 buah bambu panjang yang sudah dibeli dan dititipkan di rumah penduduk. Bambu ini nantinya akan dirangkai sedemikian rupa untuk dijadikan sebagai pole untuk mensupport antenna TX (dipole).

Kondisi angin yang sangat kencang, hujan, dan hawa dingin menyebabkan praktis tidak ada aktifitas yang bisa dilakukan sama sekali untuk setup antenna. Kondisi ini terus berlangsung sampai siang. Setelah cuaca terang di siang hari, masalah mulai muncul karena jelas bahwa mobil pickup akan kesulitan jika harus turun dan kemudian naik membawa peralatan termasuk bambu panjang dengan kondisi jalan yang jelas makin becek, akhirnya tim melakukan diskusi sampai akhirnya YB1CF-Yoyon memutuskan bahwa tim harus segera melakukan sesuatu untuk setup antenna tanpa harus menunggu kiriman bambu dari bawah. Cara apapun harus segera dilakukan dengan bahan apapun yang bisa dimanfaatkan mengingat cuaca yang sulit ditebak. Setelah berkeliling di seputaran GS, akhirnya tim menemukan tumpukan besi channel yang bisa dirangkai untuk menjadi sebuah pole. Suatu ide yang tidak ada dalam rencana awal, dan muncul karena keadaan terpaksa. Akhirnya dengan bermodalkan tambang dan tali karet dari ban bekas, besi-besi channel sisa bangunan tersebut bisa dirangkai dengan panjang total kurang lebih 12 meter.

Direction_CQ1602018

Relief dari Lokasi Kontes

TX ANTENNA_REV

Ilustrasi Instalasi Antenna TX Relatif Terhadap Ground

Ya, hanya 12 meter untuk mensupport sebuah antenna dipole 160m band. Suatu ketinggian yang sangat tidak ideal bagi 160m band dipole. Namun tim ini tidak kehilangan akal. Menyadari kekurangan ini, tim memilih pohon yang berada di bibir jurang sebelah utara sebagai support, dengan harapan untuk directivity ke arah utara, posisi di bibir jurang akan membantu mengurangi ground loss ke arah utara, suatu keputusan yang bisa dikatakan adalah terbaik saat itu dari semua pilihan yang ada meski secara teori harus dibuktikan melalui simulasi. Tidak ada pilihan lain.

TX Antenna Erection 1

Ereksi Antenna – 1 (YD1OLG, YF1DO, YB1CF, YC1MR)

TX Antenna Erection 3

Ereksi Antenna – 2 (YD1DGZ, YC1ME, YC1MR, YD1OLG, YB1CF)

TX Antenna Erection 2

Ereksi Antenna – 3 (YC1ME, YF1DO, YD1OLG, YD1GGZ, YB1CF, YC1MR)

Setelah pole selesai didirikan dan wire siap untuk dibentang, datanglah bantuan yaitu rombongan yang terdiri dari YD1JZ-Joz dan YD1ORZ-Rizal. Bertambahnya jumlah personil makin memperingan pekerjaan, sehingga proses setup berikut tuning akhirnya bisa diselesaikan dengan baik untuk antenna TX. Cuaca sangat bersahabat di sore hari, dengan bantuan Pak Wawan, RX antenna yaitu beverage bisa digelar juga pada hari yang sama.

Dipole-CQ1602018

Wire Dipole telah Selesai Dibentang

26 Januari 2018

Aktifitas dikonsentrasikan untuk mengambil perangkat indoor yang masih ditinggal di bawah (perkampungan terdekat). Kebetulan juga bantuan kembali datang saat Joz dan Rizal harus kembali lagi ke Bekasi karena suatu urusan. Kali ini Odoy datang dengan membawa kendaraan support berpenggerak 4 roda sehingga proses mobilisasi peralatan dari bawah ke atas pun bisa dilakukan menggunakan mobil pick up yang ditarik menggunakan web sling oleh mobil support tersebut.

Station Setup

Proses Setup Station Sedang Berlangsung

Perangkat untuk station akhirnya selesai di-setup pada malam hari, dan station testing pun dilakukan oleh YC1ME-Mawan mulai pukul 21.00 WIB. Terdapat sedikit kendala di sisi power saat testing yang menyebabkan trafo di dalam linear Emtron berbunyi saat output di-load melebihi 500 watt, ini mengingat power consumption yang dibutuhkan Emtron sangat besar dan tidak mampu dipenuhi oleh genset kecil. Akhirnya selama testing, digunakan linear backup yaitu Tokyo Hypower yang memiliki current drain lebih kecil, namun tetap saja output tidak mampu di-load melebihi 500 watt karena keterbatasan sumber daya dari portable genset yang dibawa. Saat Tim Teknis yang dipimpin oleh Danu berdiskusi untuk mencari jalan keluar agar power bisa di-load melebihi 500 watt, Mawan terus melakukan CQ untuk testing dengan power seadanya. Tercatat 43 station masuk dalam log YC1ME selama testing tersebut, terdiri dari 36 DX station dan 7 Local Station.

27 dan 28 Januari 2018

Tepat pada 27 Januari 2018 pukul 04.30 WIB (atau 26 Januari 2018 pukul 21.30 UTC), sekitar 30 menit sebelum kontes dimulai, saat semua anggota tim masih berisitirahat, terjadilah hal yang tidak diinginkan, seperti biasa, selalu saja ada masalah bagi tim ini meskipun planning apalagi yang terkait dengan contingency sudah terpikirkan dengan matang. Masalah tersebut terkait dengan genset yang mati sehingga menyebabkan semua aliran listrik ke station terhenti. Semua perangkat telah memiliki backup bahkan sampai 2 dan 3, namun hal yang paling fundamental malah terlupakan karena tim ini sudah terlalu lelah akibat banyaknya deviasi rencana kerja yang muncul karena keadaan, yaitu ketersediaan BBM atau bensin cadangan yang harus selalu ada karena operasi menggunakan suplai listrik hanya dari portable genset kecil.

Genset kehabisan bahan bakar di saat yang paling krusial, 30 menit menjelang kontes dimulai, tanpa ada persediaan sama sekali dan belum terbeli di kampung terdekat. Karena keadaan gelap, YC1ME-Mawan segera membangunkan YB1CF-Yoyon untuk menuju ke lokasi genset dan mencari jalan keluar. Tanpa pikir panjang, Yoyon segera mengambil selang dan menuju mobil terdekat sementara Mawan mencari Jerry Can. Mobil Odoy akhirnya “menjadi korban”. Dengan membuka penutup tangki bensin mobil, selanjutnya Yoyon memasukkan selang ke dalam tangki dan merebahkan diri di lantai, lalu menyedot dengan kuat bensin yang ada di dalam tangki mobil menggunakan mulut sampai mulutnya penuh dengan bensin 🙂

Setelah bensin tersedot dan bisa mengalir sendiri karena siphon effect, jerry can diisi seperlunya kurang lebih 5 liter untuk memenuhi kebutuhan genset setidaknya selama 2 jam ke depan sampai bahan bakar bisa dibeli dari perkampungan terdekat. Dan akhirnya genset bisa ON dan station siap kembali hanya beberapa menit sebelum waktu start kontes. Hanya sekitar 2 jam saja QRV di pagi hari pertama sampai propagasi benar-benar menutup, dengan total perolehan sebanyak 15 QSO. Perolehan QSO yang setara dengan 5 liter bensin hasil perjuangan YB1CF untuk melakukan “pencurian” bensin dari tangki mobil Odoy 🙂

Pada siang hari, bala bantuan dari Bekasi datang dengan 2 kendaraan yang terdiri dari YD1JZ-Joz, YD1ORZ-Rizal, dan YD1ARM-Aris yang kembali datang dan kali ini membawa voltage stabilizer untuk linear amplifier, berikutnya adalah rombongan yang terdiri dari YB1EME-Budi, YB1NWP-Nyoman dan YD1IUK-Hendri.

Emtron kembali digunakan sebagai linear dengan bantuan voltage stabilizer, namun tetap masalah bunyi transformer di dalam belum juga hilang tiap kali transmisi dilakukan pada rig karena memang current drain yang dibutuhkan kurang bisa dipenuhi dengan baik hanya dari portable genset kecil . Dengan power sebesar 1 kW sudah dianggap cukup bagi tim meskipun gangguan noise dari bunyi di dalam linear selalu muncul tiap proses transmisi.

Operasi Selama Kontes

Architecture_REV

Arsitektur Hardware yang digunakan pada Station YE1K

Setup equipment untuk station telah dilakukan sedemikian rupa oleh Tim Teknis guna memaksimalkan semua fitur pada perangkat termasuk juga sistem proteksinya. Meskipun pesawat Elecraft K3 yang sudah dilengkapi oleh port untuk antenna TX dan RX secara terpisah, dan input untuk antenna RX sudah diuji pada high power, proteksi tambahan tetap dipasang pada jalur antenna RX ke pesawat guna menghindari hal yang tidak diinginkan pada bagian Front End Receiver pesawat terhadap overload signal ke Receiver mengingat kedekatan antara antenna TX dan RX. Jantung dari alat proteksi ini sebenarnya hanyalah sebuah rangkaian diode dan Gas Discharge Tube (GDT) yang berfungsi mirip seperti fuse jika terjadi overload signal terhadap receiver sehingga kerusakan receiver bisa dihindari. Insertion loss dengan penambahan proteksi ini hanyalah sebesar kurang lebih 0.35 dB. Kita tahu bahwa selisih antar tiap skala S meter dari S1 ke S2, S2 ke S3 dan seterusnya sampai S9 adalah sebesar 6 dB untuk tiap step, maka dengan insertion loss hanya sebesar 0.35 db akibat penambahan proteksi ini, perbedaan tersebut nyaris tidak terasa. Pengujian singkat saat pemasangan sempat dilakukan oleh tim, antara menggunakan proteksi dan tidak. Terbaca noise level dengan antenna RX pada skala S3 tanpa proteksi. Kemudian saat proteksi ini dipasang, noise tetap berada pada S3 yang artinya tidak terjadi pengurangan di sisi RX akibat insertion loss. Sehingga penggunaan alat ini tetap dilanjutkan untuk memberikan proteksi tambahan pada bagian front end receiver dari pesawat.

Rangkaian hardware untuk IQ Panadapter juga dipasang guna memunculkan spectrum scope pada monitor, yang jika dikombinasikan dengan fitur pada logging software (yang digunakan adalah N1MM), akan menjadi fitur yang sangat menunjang untuk perolehan QSO rate yang baik.

CW Paddle tetap dipasang pada perangkat, karena ada kalanya pada kondisi tertentu, komunikasi selama kontes dilakukan dengan manual keying mengunakan CW paddle.
Mode operasi yang digunakan selama kontes untuk diset pada logging software adalah SO2V (Single Operator 2 VFO). Ini merupakan trik tersendiri yang digunakan oleh tim guna memaksimalkan fitur yang ada pada N1MM untuk SO2V. Dan kebetulan Elecraft K3 termasuk salah satu pesawat yang disupport N1MM software dalam memaksimalkan fitur tersebut, mengingat pesawat ini memiliki 2 dial terpisah antara VFO A dan VFO B yang bisa bekerja secara independen sehingga proses Run dan S&P juga bisa dilakukan secara independen, namun tetap hanya akan ada 1 signal yang bisa ditransmisikan dalam waktu tertentu.

MO2V Window

Tampilan Log Window untuk Mode SO2V (Single Operator 2 VFO) jika diaktifkan di N1MM

Mengingat operasi SO2V hanya bisa memunculkan audio untuk salah satu VFO yang aktif (kecuali sub receiver ditambahkan untuk memunculkan audio pada VFO yang lain), aktifitas yang terjadi pada VFO yang lain selanjutnya akan dimonitor menggunakan Panadapter.

Spectrum Scope

Operasi Mengoptimalkan VFO A dan VFO B secara Bergantian dan Efektif

Terlihat bahwa pada gambar di atas, saat operator YE1K melakukan CQ (Posisi Run) pada VFO A (warna abu-abu), aktifitas station-station lain di luar CQ Frequency bisa diketahui dan di-scan menggunakan dial untuk VFO-B (warna biru). Hasil spotting assistance dari telnet memang bisa dimunculkan oleh N1MM via fitur bandmap bawaan, namun terkadang spotting yang muncul dari bandmap adalah spotting yang tidak audible oleh kita dan signal aktualnya pun juga tidak bisa diterima oleh RX antenna. Dengan bantuan panadapter, kita bisa mengetahu apakah pada frekuensi lain yang spotnya muncul, memang benar-benar terdapat aktual signal yang bisa diterima oleh antenna RX kita.

Sebagai ilustrasi berdasarkan contoh di atas adalah misalnya YE1K sedang melakukan CQ dengan interval agak panjang dan QRG di 1.825.390 MHz pada VFO A. Saat tidak ada station lain masuk, operator akan mencoba untuk scanning menggunakan VFO B yang dialnya terpisah tanpa mengganggu proses CQ pada VFO A. Jika terlihat spot dan signal pada frekuensi lain, operator tinggal mengarahkan VFO B pada frekuensi spot tersebut (dalam contoh adalah di 1.830.720 MHZ), menunggu pada saat yang tepat untuk masuk, dan jika benar-benar pada VFO A masih belum ada station yang masuk, operator pada spasi yang tepat bisa mencuri kesempatan untuk segera berpindah transmisi ke VFO B (Mode S&P) menggunakan hot key yang sudah di-assign di keyboard (Ctrl + Fn), maka log window akan berubah ke VFO B seketika dan kita bisa mendengarkan sejenak apakah memang spot yang muncul sesuai dengan tone yang terkirim. Jika sesuai, operator akan bisa bertukar report dengan station yang sedang CQ dan dispot pada 1.830.720 MHz (contoh di atas). Setelah pertukaran report selesai di VFO B, operator bisa kembali ke VFO A dengan sangat cepat pada CQ Frequency di awal dengan menekan hotkey dan segera log window akan berubah ke VFO A dan CQ bisa dilanjutkan lagi (Mode Run) secara tepat di frekuensi CQ awal 1.830.720 MHz. Begitu seterusnya.

Perpindahan atau proses switching dari transmisi ke VFO A – VFO B dan sebaliknya menggunakan hotkey bisa dilakukan sangat efisien dan “secepat tarikan nafas”. Sehingga kita bisa terus melakukan CQ, namun sambil melirik kanan dan kiri frekuensi CQ untuk melihat apakah ada station yang multipliernya tinggi bisa kita ambil dengan cara ini atau mungkin ada station lain yang belum kita log sedang melakukan CQ dan kita ambil. Selanjutnya setelah pertukaran report, kita bisa segera kembali ke frekuensi CQ awal kita dengan cepat. Dibutuhkan timing yang tepat untuk memutuskan apakah “pencurian” station di frekuensi lain harus dilakukan atau tidak. Saat kita sedang mengalami pile up di VFO A, tentunya kita tidak bisa mencuri kesempatan untuk S&P.

Cara dan operating style/mode seperti di atas tentunya tidak bisa dilakukan pada pesawat yang hanya memiliki 1 dial di mana VFO A dan VFO B digunakan secara bergantian.

Satu hal lagi, untuk memaksimalkan telinga dalam menerima semua panggilan masuk yang terkadang muncul tidak pada spasi yang tepat, aktifasi keying relay pada pesawat diposisikan pada QSK.

Seperti biasa, operator yang bertugas tidak pernah bekerja sendirian untuk CQ 160 ini, selalu ada co-operator yang menemani mengingat static noise (QRN) yang tinggi dengan interval tertentu, signal masuk yang terlalu kecil, fading (QSB) yang curam, ditambah interferensi dari station yang berdekatan (QRM) membuat terkadang signal yang masuk hanya memberikan penggalan-penggalan callsign yang mungkin terdengar sebagian pada operator yang bertugas, namun bagian lainnya terdengar oleh Co-Operator. (Di bawah ini adalah salah satu suasana kontes saat YD1DGZ dan YB1CF bertugas untuk menjadi operator)

Kolaborasi ini selalu terjaga dengan baik dan operator-operator CW dari Tim Bekasi mencoba mengambil manfaat dari kebiasaan tidak menggunakan CW Skimmer dalam kontes, karena telinga merekalah yang harus bekerja keras dan Tim Bekasi tidak pernah mengabaikan signal sekecil apapun yang masuk, meskipun untuk pertukaran report terkadang bisa sampai 10 menit karena kecilnya signal, sekali lagi telinga operatorlah yang akan memegang kendali, suatu hal yang tidak bisa dilakukan oleh CW Skimmer atau CW Decoder atau CW Reader, atau apapunlah pada kondisi “ekstrim” seperti ini. Yang dibutuhkan adalah kepekaan telinga, pengalaman dalam menterjemahkan signal tone yang lemah, dan terkadang juga sedikit keberuntungan 🙂

Hari pertama, total sebanyak 220 QSO diperoleh oleh YE1K, dan lucunya insiden yang sama yaitu kehabisan bensin pada genset sempat terjadi juga saat YD1JZ-Joz menjadi operator utama dan sedang menghadapi pile up, bedanya dengan kejadian sebelumnya adalah persediaan bensin cadangan sudah dipersiapkan dengan baik pada level stok yang lebih dari cukup, namun tetaplah jeda ini sempat membuat QSO Rate menjadi turun sejenak 🙂

QSO by hour

QSO Rate / Hour untuk YE1K

Pada diagram yang menampilkan QSO rate per jam di atas menunjukan bahwa kontribusi perolehan QSO memang significant pada malam pertama. Hari ke-2, kondisi propagasi agak lebih berat, dan hanya 80 QSO yang bisa ditambahkan pada log YE1K sehingga hanya diperoleh total QSO sebanyak 300 QSO untuk keseluruhan kontes CQ 160 Mode CW di tahun 2018 (belum memenuhi target QSO sebanyak 323 QSO), dan berimbas juga pada score akhir (claimed) yang berada di kisaran 146.000-an (jauh di bawah target score sebanyak 200.000).

Score Summary

Hasil Akhir Perolehan QSO

Tim YE1K tetap berbesar hati meskipun hasil akhir masih jauh di bawah target QSO atau target score, namun setidaknya selalu ada hal baru yang menjadi pembelajaran pada setiap kontes, dan yang lebih penting lagi lokasi alternatif telah ditemukan sebagai pengganti lokasi kontes 160m band selain di Gunung Malang. Ini tentunya akan bisa menjadi bahan evaluasi untuk peningkatan ke depannya baik dari sisi persiapan, mobilisasi, instalasi station, maupun operating style.

QSO by continent

Perolehan QSO berdasarkan Continent ( Tanpa Africa dan South America )

Dan yang paling menggembirakan tentunya adalah makin maraknya minat rekan-rekan dari YB Land untuk contesting di top band khususnya pada mode CW, dan juga maraknya club station dan contest station dari YB Land yang berpartisipasi. Tercatat selain YE1K terdapat YB0ZZE, YE2R, YB2M, YB3ZBD sebagai Multi-Op Station. Dan yang paling spektakuler juga terkait Multi-Op Station ini adalah semangat dan integritas yang kuat bagi sahabat-sahabat dari Kota Bandung dan Kabupaten Bogor yang masing-masing turun dengan stasiun organisasi YC1ZAZ dan YC1ZAR, karena baik IAR untuk Club Station maupun Contest Station yang mereka ajukan belum juga turun. Semangat dan keinginan kuat mereka untuk mengikuti kontes meski dengan menggunakan stasiun organisasi mengingatkan awal-awal kemunculan Embrio Tim Kontes Bekasi saat mulai berpartisipasi di dunia kontes dengan menggunakan stasiun organisasi. ( baca YE1ZAT…PADA SUATU PERJALANAN DAN PROSES PANJANG YANG TIDAK AKAN PERNAH BERHENTI)

Harapannya semoga ke depan aktifitas contesting dari Multi-Operator Station khususnya pada mode CW bisa juga marak dan tumbuh pada station-station di luar Pulau Jawa. Ramalan bahwa CW adalah “suatu seni” yang mati terbukti salah 🙂

Terakhir, seluruh operator dan tim teknis YE1K mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak H. Anwar Musyadad, YD1FSL atas peminjaman fasilitasnya berikut support operasional selama kontes berlangsung
2. Bapak Odoy, YD1DHD atas support operasional selama persiapan dan mobilisasi peralatan
3. Bapak Wawan, atas support operasional selama proses instalasi dan dismantling antenna
4. Rekan-rekan dari ORARI Lokal Bekasi atas support moral yang diberikan

73_CQ1602018

Kiri ke Kanan Atas : YD1DOQ, Mita, YD1LUX – Bawah : YD1IUK, YB1EME, YD1JZ, YC1ME, YD1ARM, YB1NWP, YC1MR, YB1CF, YF1DO, YD1OLG

Semoga tradisi kerjasama tim yang bagus antara tim teknis dan operasi YE1K bisa terus dipertahankan pada level yang sama dan bahkan lebih baik.

 

 

English Version

DELAYED EXPECTATION ON CQ 160 CW – A SHORT STORY

One of the major thing that distinguished Bekasi Contest Team’s operation in CQ 160 Contest 2018 was related with the location where they were QRV. That was the first time this team operated from a new location other than Gunung Malang (Mount Malang) as they got used to it. Some considerations i.e. operational cost, permit flow related with government officers as well as other contributing factor such as noise level were taken for decision basis.

lokasi dari ketinggian

New Location Griya Siliwangi (GS)

 

December 23, 2017

As being part of their tradition, an advance survey was undertaken by a small team consisted of YB1EME-Budi, YB1NWP-Nyoman, YC1MR-Kasmuri, YF1DO-Danu, YD1DGZ-Hendar, and YD1IUK-Hendri to a new location at 1010 above MSL in Jonggol, with pointed coordinate Lat 6o38’04.01″ South   and  Long 107o02’03.92″ East.

Pemandangan

View during Survey

January 3, 2018

Resulted survey was discussed among team member held in YD1JZ-Joz’s QTH, attended by most of team member. Related topic discussed herein were as follows :

  • Presentation by YB1EME-Budi and YF1DO-Danu with regard to the survey
  • A discussion to screen if this new place would be more favorable other than previous one
  • Technical preparation required for the contest

The one that became most debatable topic during screening was obstacles they might have at this new location when taking operation from it. As being conveyed by Budi and Danu from their presentation, this location seemed to be promising in the perspective of noise level as compared to Gunung Malang, likewise the operation permit. However, Danu also ascertained that track condition to get to the peak of summit where the operation would take place, involving final track portion that not being paved and very difficult for ordinary car to pass through. Furthermore, it was extremely slippery when rain was expected. That was why the use of 4WD vehicle was strongly recommended. Even during survey, YB1EME experienced slip with his non 4WD SUV though fortunately he could make his car escaped eventually.

Other than that, power utility became primary concern since no electricity supply from grid except for lighting purpose, resulted in the use of portable genset was “a must” equipment needed to prepare for operational support.

Having discussed thoroughly of all aspects might be encountered, finally team agreed to have GS (acronym of Griya Siliwangi) a try as our new contest location. This in turn led the team to have consequences in relation with good preparation prior to operation, and must be prepared earlier including journey plan.

What about permit in using this new facility? This one was said as relatively simpler as compared to location in Gunung Malang. Griya Siliwangi (GS) belongs to one of member of ORARI Lokal Bekasi (an amateur radio organization at lower level based on district), YD1FSL – H. Anwar.

Therefore, soon after this discussion (a day later), YB1CF-Yoyon and YD1JZ-Joz spent their time to visit YD1FSL – H. Anwar to ask for permit in using the facility during CQ 160 Contest. As came to their expectation, H. Anwar was very welcome and responded by letting the team use the facility at no charge. This was an expression to show his great level of support to make the operation plan successful.

Referred to the past experience when YE1K had many hurdles with transceiver and linear amplifier in Gunung Malang, resulted in extended downtime just for repair and providing replacement equipment from Bekasi, this time team would not expect it to reoccur. Hence contingency plan was thought over all essential equipment for this contest.

Ones might think this technical preparation was too exaggerated to have such a plan for Multi-One Operation, however, the team had their own justification. Moreover, upon getting flash back to the bad experience they went through in 2017, everyone would understand the reason behind this. One thing needed to be pointed out, this new contest location was located in the countryside area very far from nearby city, thus having some backup will be a primary concern though.

Serious preparation made by this team was taken into account for target settlement of 323 QSO, a target that could not be satisfied in the previous operation from Gunung Malang (CQ 160 – CW 2017), and this team should keep working about to achieve the target.

January 24, 2018

At 13.00 local time, first group in 2 vehicles left Kasmuri’s QTH, consisted of 1 small truck with 1 passenger and a driver : YC1MR – Kasmuri and YD1OLG – Sutrisno while another vehicle carried 2 passengers and  a driver : YD1DGZ – Hendar, YD1DOQ – Oki, and YC1ME – Mawan. Some of indoor equipment required for contest gears were carried by this second vehicle.

Approximately 15.00 local time, second group with only 1 vehicle carrying 2 personnel YF1DO-Danu as driver and YB1CF-Yoyon at passenger seat departed Bekasi following the first group. This vehicle carried almost major portion of indoor equipment for contest gears, thus, leaving only 2 spaces for passenger (including driver).

After having some stops for resting (lunch, pray, and shopping logistic at the local market along the drive way), the first group arrived last village prior to driving uphill to the peak of summit, approximately within the next 3 km.

While waiting second group, this first group spent the time for resting and praying. Unfortunately, this group unexpectedly received bad news from 2nd group via radio communication (since cellular phone signal was out of coverage) that they took wrong path among mountain side road, this condition had led 2nd group to a dead end. YD1DOQ-Oki who was quite familiar with the area guided them via radio communication to reroute into the right way and finally 2nd group arrived at 20.00 safely.

After having dinner, this team set up a discussion to take the most difficult part of the last journey to the peak of summit. Remaining track they should take was only 3 km, however, none could tell that it was trouble free. Rainy situation on an off-road and uphill track would certainly introduce many troubles and uncertainty whether they would get through it or not. A little contact with experience guy with this track named Odoy via radio communication revealed there was no such a way of all vehicles would pass through, except our small truck with some considerations.

However, this team had came up with decision and insisted to go through. What a risky decision considering that no lighting along the track other than the ones provided by vehicle lamp resulted in lack of visibility, moreover under rainy situation that added another uncertainty factor.

Further, the “nightmare” had just came when the 1st vehicle in a row, the small truck carrying outdoor equipment got slipped just at the first climb on a steep slope of the track. Despite of the truck finally accomplished “crawling” uphill, it was such a little mental shock to 2nd vehicle just right behind. This worsened the situation while minutes thereafter, the 2nd one slipped even before that steep slope. Upon realizing that things would become worst and anticipating unexpected condition related with safety, YB1CF-Yoyon in 2nd car immediately instructed YC1ME-Mawan (who was driving 3rd vehicle) via radio for not moving forward and got back. It was too late, since the 3rd vehicle encountered similar problem. YB1CF-Yoyon and YD1DGZ-Hendar finally got off the cars and guided using flashlight until remaining vehicles escaped. What a very tough effort since this team was in no where location that a support could be expected. After parking the vehicles in the land belongs to a villager downhill, all personnel from 2nd and 3rd vehicles get off the cars with no expression, their mental were down. Not even thought about the contest, since they could not even “conquered” the last track leaving to destination.

A hope just came when a contact was received from small truck that already reached destination location. This small truck would pick up the team and bring a facility guard named Mr. Wawan to come along for support.

By the time this small truck picked them up and brought to destination location, all crews spent the time for resting to save energy since all these hurdles were just only beginning 🙂

January 25, 2018

Thursday morning, all crews woke up and should be ready to implement the next step of setting up TX Antenna. Material for antenna pole was previously agreed using 8 poles of bamboo in a way so that in the previous plan, would be constructed in following stacks 3-2-1 and leaving the other 2 for spare. Since pole materials were left in the village, rainy situation and track condition at the time would certainly make the track even worst as compared to situation in the night before, so that was too risky for our small truck to pick them up and bringing uphill. Rain completely stopped nearly lunch time. Facing this unfortunate situation, YB1CF-Yoyon suggested to take alternative rather than carrying bamboo materials from village, it was decided that emergency pole would be constructed from any excess materials they could find surrounding the GS Facility.

Finally this team found some excess channel steel bars and decided to use them as pole material instead. Certainly it would not be as longer extendable as original plan upon constructed, that ended up with only 12 meters long total, but this team had no better option and expecting what this emergency pole could do about. This team presumed that through proper placement of the pole at terrain edge toward the valley, taking consideration of the relief surrounding, it would introduce minimized ground losses due to proximity to the ground mainly at the desired direction from north-west to north-east.

This was just based on presumption and certainly needed to be validated through antenna modeling. It became best option among available alternatives remaining there and we would see then 🙂

After a while when pole was stacked up, additional assistance came when YD1JZ-Joz and YD1ORZ-Rizal arrived GS. This was a great help to expedite the installation until all the wires for dipole were strung and pruned for resonance and matched. Clear weather had allowed us to accomplish RX antenna installation with 2 beverages beaming to 300 deg and 15 deg at the same day.

Pruning Result.JPG

Final Pruning Result of 160m Dipole

 

January 26,  2018

Next, activities were focused on taking indoor equipment that left at the village. Fortunately, a support to make this happened just came about as expected, while Joz and Rizal left GS for the time being to Bekasi. This time Odoy came over with 4×4 support vehicle equipped with towing gear, thus, bringing all equipment on the small truck towed by this support vehicle became easier.

By the time station was completely setup, station testing was carried out by YC1ME-Mawan to see if there were still gaps might be encountered with current setup, started at 21.00 Local Time ( 14.00 UTC). It was found that lack of generator exciter output to meet load demand had resulted in consistently induced rattling noise inside the linear case of Emtron. It happened every time this linear was brought up to the level higher than 500 watts output. This was an evident that existing small portable genset could not meet the linear demand, in turn, overloaded the transformer inside and induced local rattling noise as consequence. While technical team led by Danu conducted troubleshoot as well as remedial plan, Mawan continued calling CQ by using backup linear Tokyo HyPower with lesser current drain and generating output power no higher than 500 watts. Resulted testing was 43 stations could be worked, consisted of 36 DX Stations and 7 Local Stations.

January 27 and 28,  2018

January 27, 2018 at 04.30 Local Time (or 26 January 2018 21.30 UTC), 30 minutes prior to contest started, when almost all personnel still had some rest, an unexpected situation had just occurred. There was always similar situation in every contest despite good planning, our portable genset run out of fuel that in turn interrupted power generation to the station. It was really funny when we almost prepared things at higher level of contingency, but missed one small essential thing … backup fuel.

In the dark situation, Mawan immediately woke up Yoyon and took him along to check around genset area. While Mawan looked for a small container (jerry can), Yoyon had an idea to take plastic tube and “stole” a little amount of fuel from Odoy’s Car Fuel Tank. He sucked the fuel with his mouth and immediately placed the tube end to small container provided by Mawan. Once siphon effect for the liquid could be established and maintained accordingly, they filled up the container at amount of 5 litres of fuel, not too much, but at least sufficient for supporting genset within the next 2 hours until propagation closed there. This team could work only 15 stations during 2 hours before we had unfavorable condition to continue the operation that morning 🙂

At the day, additional support came over when 2 vehicles carrying YD1JZ-Joz, YD1ORZ-Rizal, and YD1ARM-Aris in the first car, brought a voltage stabilizer to enable higher power operation with Emtron. Another car carried  3 personnel YB1EME-Budi, YB1NWP-Nyoman, and YD1IUK-Hendri.

Since then, Emtron was used as main linear amplifier with additional voltage stabilizer to prevent erratic spike change in voltage output while being loaded during higher power transmission. We could only loaded this up to 1 kW power output. Noise was still there, though, the level was lower as compared to operation without voltage stabilizer.

Operation During Contest

Equipment setup was undertaken by optimizing all available features on transceiver without disregarding protection system needed. Though K3 is equipped with separate TX and RX antenna port, and the RX port should have undergone high power test from factory, team just needed to satisfy protection level by placing Front End Protector on receiver input to prevent QRO signal overloading the receiver, just to add 2nd layer of protection anticipating worst case scenario against receiver input. This circuit basically comprised of diodes and GDT as heart of the components and acted as fusible circuit.

Additional hardware for IQ Panadapter was also utilized to display spectrum scope on the monitor, in a way so that when being combined with logging software features, it would be helpful to improve QSO rate.

Operation mode during contest was actually sort of SO2V (Single Operation 2 VFO) mode. This trick was chosen and intended to exploit all features provided by N1MM. Good thing that Elecraft K3 is one of the transceiver list being supported, considering this transceiver has 2 independent dials for operation of VFO A and VFO B.

Since only 1 audio output from active VFO in SO2V, then other activities from another VFO were monitored by means of panadapter.

Spectrum Scope

Monitoring and Operation of VFO A and B

Above picture showed that during YE1K run CQ on VFO A, activities outside cq frequency would be explored by taking advantage of signal spike and resulted spotting assistance from telnet. However, still, operator needed to listen and listen to ensure that spike signal, spot, and audible tone were corresponding one to another.

Having the operation of switching from VFO A and VFO B, vise versa, was accomplished by using assigned hotkey from keyboard. This method was helpful in sneaking a station (S&P) while conducting CQ (Run) at extended interval. Proper timing was needed to be paid for attention as well during employing this method. Certainly we would not sneak to pick up station on another VFO when having pile up on the CQ frequency.

As usual in this team tradition, operation on top band was not undertaken only by one operator. Normally we employed 2 operators to account for very small signal came in, QRN, QSB, and QRM. This was to ensure that missing part of a callsign that might not be captured by main operator, probably completed by co-operator for another missing part of callsign.

In Day-1, YE1K gained total of 220 QSOs. But self same and funny problem had occurred when YD1JZ-Joz operated the station. Problem with running out of genset fuel reoccurred :), the difference lied on the stock that we had. This time we had adequate stock in emergency container, so that total downtime could be minimized accordingly.

In Day-2, unfortunately we had to cope unfavorable band condition that only 80 additional QSOs could be added into the log. This team operation ended up with total gain of 300 QSOs..

Score Summary

End Result

Despite this achievement was still far below our target 323 QSOs, all crews were just fine. At least, we learned a lot of things and planned to improve all gaps for the next year operation.

Top 10 Countries

Top 10 Countries We Worked

It should be noted also some great things during the contest where many stations from YB land started to put their interest in top band operation, mainly on CW mode. We found that some club stations and contest stations had taken part i.e  YB0ZZE, YE2R, YB2M and YB3ZBD. It also brought us some delight to see great enthusiast of our ham fellow from Bandung and Kabupaten Bogor that signed as YC1ZAZ and YC1ZAR, also took part in this contest.

Relaxing.JPG

Relaxing Time – L-R : YB1EME, YC1ME, YD1DOQ, YC1MR, YD1IUK, Mita, YB1CF, YD1OLG, YF1DO, YD1JZ, YD1LUX, YD1ARM, YB1NWP, YD1DGZ

 

Next time, hopefully, there would be club or contest stations other than those from Java Island that interested in CW Contest.

Last but not least, all YE1K Crews (operators and technicians) would like to convey bunch of thanks to :

  1. H. Anwar Musyadad, YD1FSL for allowing us in using his property as well as great operation support during contest
  2. Odoy, YD1DHD for his operational support mainly during mobilization
  3. Wawan, for his support mainly during TX and RX antenna installation
  4. All ham fellow from ORARI Lokal Bekasi for all encouraging support and assistance for this team

We wish our best, this excellent team work will be maintained at least at the same level or even better next time.

 

73, YE1K

 

KEBERSAMAAN TERAKHIR PADA CQ WPX RTTY – 2017

Posted in DX Contest on February 28, 2017 by YE1ZAT

Go to English Version

Hanya berselang 2 minggu setelah tim menyelesaikan CQ 160 Contest pada mode CW, YE1K kembali lagi untuk mengikuti kontes CQ WPX RTTY sebagaimana yang sudah diagendakan. Kali ini tim sepakat untuk turun dengan kategori MULTI-TWO, dengan pertimbangan bahwa baik untuk Low Power maupun High Power pada kategori MULTI-ONE, Tim Bekasi masih memegang Country Record untuk kontes ini dengan menggunakan YE1ZAT. Sedangkan slot MULTI-TWO dan MULTI-MULTI bahkan masih kosong dalam artian belum ada station pun dari YB Land yang pernah turun dengan kategori tersebut pada kontes yang sama. Mengacu kepada pencapaian sekaligus Country Record yang pernah dicapai saat tim turun dengan YE1ZAT untuk high power MULTI-ONE, tim mencanangkan target score 3.000.000 untuk kontes kali ini pada MULTI-TWO dengan YE1K. Suatu target dengan basis yang cukup realistis.

Hasil Akhir Kontes

Di akhir kontes, YE1K  berhasil membukukan score 3.464.872, melebihi target yang sudah dicanangkan di awal sekaligus membuat baseline baru untuk YB score pada kategori MULTI-TWO di kontes ini, mengingat tidak ada peserta lain dari YB Land yang juga mengambil kategori ini. Beberapa Tim Kontes yang juga berpartisipasi dari YB Land kebetulan mengambil slot yang berbeda, yaitu YE1C (pada MULTI-ONE High Power) dan YE1ZAL (pada MULTI-ONE Low Power). Dan kebetulan juga Tim Kontes yang berpartisipasi pada kali ini kesemuanya dari Jawa Barat.

claimed-score

Foto 1 : Claimed Score

Dari total QSO yang diperoleh, 40m band merupakan penyumbang QSO terbanyak dengan 563 QSOs (37.8% dari total QSO yang diperoleh), sementara 10m band merupakan penyumbang QSO paling sedikit dengan hanya 6 QSOs (0.4% dari total QSO).

qso-by-band

Foto 2 : QSO by Band

Beberapa data lain secara statistik untuk QSOs yang diperoleh oleh YE1K adalah sbb :

qso-by-continent

Foto 3 : QSO by Continent

top-10-countries

Foto 4 : QSO by Country

qso-by-hour

Foto 5 : QSO by Hour

Kehilangan yang Mendalam

Meskipun YE1K sudah berhasil membuat baseline pada slot yang sebelumnya kosong untuk YB Land pada kontes CQ WPX RTTY – 2017 dengan pencapaian score melebihi dari yang sudah ditargetkan di awal,  namun kontes ini jugalah yang akan dikenang oleh seluruh anggota Tim YE1K sebagai kebersamaan terakhir dengan salah seorang anggota tim yaitu Om Awi – YC1DPM.

Pada 28 Februari 2017 siang, 2 minggu setelah berakhirnya kontes ini, Om Awi telah meninggalkan kita untuk selamanya. Kepergian beliau yang sangat mendadak ini benar-benar mengejutkan seluruh anggota tim dan menyisakan duka yang sangat mendalam. Suatu kehilangan yang sangat besar khususnya bagi Tim Kontes Bekasi YE1ZAT/YE1K dengan perginya salah satu anggota keluarga besarnya untuk selamanya.

Om Awi adalah seorang pemorse handal, DX-er yang aktif khususnya pada mode CW, dan juga kontester yang aktif. Meskipun spesialisasinya adalah mode CW, namun saat mengikuti kontes bersama Tim, Om Awi juga selalu menjadi operator pada kontes dengan mode yang lain yaitu SSB dan RTTY. Di samping itu juga, beliau selalu bersedia saat diminta oleh ORARI Pusat untuk membawakan beberapa Special Event Call.

Bergabung dengan Bekasi DX Contest Club sejak 2013, Om Awi adalah salah satu anggota tim yang tidak pernah absen untuk berpartisipasi bersama tim saat mengikuti kontes DX. Kecintaan pada dunia kontes baik DX maupun Lokal juga ditunjukkan dengan selalu mengikuti kontes menggunakan homecall di sela-sela masa istirahat dari agenda kontes untuk klub.

Berikut adalah aktifitas Om Awi – YC1DPM dalam bidang amatir radio selama menjadi anggota ORARI Lokal Bekasi :

  • Tim YE1ZAT (Bekasi Club Station) : 2013 – 2017
  • Tim YE1K (Bekasi Contest Station) : 2013 – 2017
  • Operator untuk Special Event Station YB69RI – 2014
  • Operator untuk Special Event Station YB90IARU – 2015
  • Operator untuk Special Event Station YB16SUN – 2016
  • Operator untuk Special Event Station YB71RI/1 – 2017
  • Net Control Station pada Jawa Barat CW Net : 2016 – 2017

awi-last-appearance-with-ye1k_cq-wpx-rtty-2017

Foto 6 : Penampilan terakhir Om Awi bersama YE1K (CQ WPX RTTY 2017)

Kerendahan hati Om Awi selama ini adalah suatu kebaikan yang akan terus dikenang khususnya oleh seluruh anggota tim.

Selamat Jalan, Om Awi ( YC1DPM / SK ) … Kami akan selalu mengenangmu sebagai teman dan saudara.

English Version

LAST TOGETHERNESS ON CQ WPX RTTY – 2017

Just around 2 weeks when team accomplished CQ 160 – CW Contest, YE1K took part in CQ WPX RTTY according to scheduled agenda. Team agreed to join the contest under MULTI-TWO category, with some considerations that either Low and High Power on MULTI-ONE, Bekasi Contest Team still hold country records on both as YE1ZAT. On the other hand, remaining slots MULTI-TWO and MULTI-MULTI were left blank since none of Contest Team from YB Land took part in this categories before. With regard to previous achievement on MULTI-ONE by YE1ZAT, team set target of 3,000,000 score for MULTI-TWO, and this time would be signing as YE1K. This was realistic target, though.

Contest Result

At the end of contest, YE1K eventually scored 3,464,872, exceeding target being set in the beginning as well as setting new baseline under MULTI-TWO category for YB Land. Other than YE1K, some contest teams from Indonesia, that coincidentally from West Java altogether, taking different slots. They were YE1C (on MULTI-ONE High Power) and YE1ZAL (on MULTI-ONE Low Power).

claimed-score

Pic 1 : Claimed Score

Of all total QSOs, 40m band was the most contributing band in term of number of QSO where 563 QSOs were from this band (37.8% of total QSO), whilst 10m band contributed least QSO with 6 QSOs (only 0.45% of total QSO)

qso-by-band

Pic 2 : QSO by Band

Other statistics during contest may be seen on the followings :

qso-by-continent

Pic 3 : QSO by Continent

top-10-countries

Pic 4 : QSO by Country

qso-by-hour

Pic 5 : QSO by Hour

Deepest Condolence

Despite YE1K was successful in setting up new baseline on the previously blank slot for YB Land on CQ WPX RTTY – 2017 by exceeding target score, this contest would also be remembered as last togetherness of one of team member Awi – YC1DPM  with YE1K.

On February 28, 2017, right about 2 weeks after the contest ended, Awi left us for good and all. His sudden passing away really shocked us and left great sadness. A big loss mainly to contest team on one of big family.

Awi was a good CW Operator, active DX-er mainly on CW mode, as well as active Contester. Even though CW was his primary interest, however, he was willing to operate other modes SSB and RTTY when joining the team for the contest. Meanwhile, he was also active when asked by ORARI HQ to take part in a Special Event Station.

Joining Bekasi DX Contest Club since 2013, Awi was known as member with full appearance when Team were in DX Contests Activities. His passion in contesting either DX or Local were expressed by his presences signing homecall within spare period in between Club Contest Activities/Agenda.

Folowings were list of amateur radio activities where Awi – YC1DPM took part prior to his passing :

  • Team of YE1ZAT (Bekasi Club Station) : 2013 – 2017
  • Team of YE1K (Bekasi Contest Station) : 2013 – 2017
  • Operator of Special Event Station YB69RI – 2014
  • Operator of Special Event Station YB90IARU – 2015
  • Operator of Special Event Station YB16SUN – 2016
  • Operator of Special Event Station YB71RI/1 – 2017
  • Net Control Station of West Java CW Net : 2016 – 2017

awi-last-appearance-with-ye1k_cq-wpx-rtty-2017

Pic 6 : Awi’s Last Appearance with YE1K (CQ WPX RTTY 2017)

His low profile was a great virtue that all team member will always remember for good and all.

Good Bye, Awi ( YC1DPM / SK ) … we will always remember you as best friend and brother.

CQ 160 CW 2017 – FIRST COMEBACK ON TOP BAND

Posted in DX Contest on February 5, 2017 by YE1ZAT

Go to English Version

Pada 3 Januari 2017, bertempat di kediaman Om Kasmuri YC1MR, tim berdiskusi mengenai kegiatan DX Contest yang akan diikuti selama 2017. Kontes pertama dari 5 Contest Agenda yang pada akhirnya disepakati oleh tim pada 6 bulan pertama di 2017 adalah CQ WW 160M – CW yang sekaligus merupakan comeback pertama kalinya dari sebagian anggota tim setelah penampilan terakhir mereka pada top band di 2011 bersama dengan rekan-rekan ORDA Jawa Barat, di mana saat itu callsign yang digunakan adalah YE1C. Setelah sekian tahun lamanya, akhirnya tim kontes kembali lagi ke Gunung Malang untuk mengikuti CQ 160M Contest – CW, yang kebetulan kali ini semua anggota tim adalah dari ORARI Lokal Bekasi dengan menggunakan Contest Call YE1K.

Persiapan dan Perjalanan

Berdasarkan informasi Om Kasmuri sebelumnya bahwa telah banyak perubahan di Gunung Malang, tim sepakat untuk melakukan beberapa rangkaian persiapan sebagai berikut :

  • 8 Januari 2017 : Sebagian anggota tim melakukan survey awal untuk menindaklanjuti informasi dari Om Kasmuri YC1MR sebelumnya, bahwa kondisi di Gunung Malang sudah berubah dengan bertambahnya 1 tower milik TVRI. Tim Survey ini terdiri dari Om Danu YF1DO, Om Awi YC1DPM, dan Om Kasmuri YC1MR
  • 12 Januari 2017 : Informasi hasil survey ke Gunung Malang dibahas dalam rapat koordinasi tim untuk persiapan kontes yang berlangsung di kediaman Om Kasmuri-YC1MR dan dihadiri oleh YB1CF (Yoyon), YC1DPM (Awi), YC1ME (Mawan), YC1MR (Kasmuri), YF1DO (Danu), YD1DGZ (Hendar), YD1DOQ (Oki), dan YD1OLG (Oleng). Dalam rapat tersebut, dibahas beberapa hal teknis meliputi perijinan, perubahan arrangement antenna untuk TX, logistik, persiapan peralatan, pembagian tugas, dan rencana perjalanan
  • 27 Januari 2017 : Pada jam 7:00 WIB, rombongan yang terdiri dari 2 kendaraan dengan 7 personnel berangkat dari Bekasi untuk bertemu di titik kumpul KM-39 Tol Jakarta-Cikampek di mana Kendaraan Om Danu sudah menunggu di sana. Setelah melakukan transfer personnel di KM-39, akhirnya rombongan utama ini yang terdiri dari 3 kendaraan berangkat menuju Gunung Malang dan sekitar 10.00 WIB tibalah rombongan di tempat tujuan.

Instalasi Antenna dan Setup Station

Sebelum aktifitas bongkar peralatan, diskusi singkat dilakukan oleh tim untuk menentukan titik penarikan antenna dipole yang akan dipergunakan untuk TX dan akhirnya disepakati bahwa antenna dipole akan diinstall dengan feed point pada menara TVRI lama dengan satu bentangan menuju triangle bekas antenna tribander dan bentangan lainnya ke arah menara lama yang berada di sisi sebelah timur laut dari feed point.

Gunung Malang at Distance

Foto 1 : Station Gunung Malang dari Kejauhan

Pembagian tugas secara garis besar dibagi menjadi 3 tim kecil yaitu :

  • Persiapan sumber tenaga dan kelistrikan sampai dengan setup station dilakukan oleh tim yang terdiri dari Om Danu YF1DO, Om Awi YC1DPM dan Om Hendar YD1DGZ
  • Persiapan antenna dipole untuk TX, dan antenna beverage untuk RX dilakukan oleh tim yang terdiri dari Om Yoyon YB1CF, Om Kasmuri YC1MR, Om Mawan YC1ME, dan Om Oleng YD1OLG. Dibantu oleh Pak Enjang dan Pak Herman dari Pertamina
  • Logistik oleh Mbak Oki YD1DOQ

Instalasi feed point untuk dipole berikut tarikan salah satu sisi ke triangle di arah barat daya feedpoint bisa diselesaikan pada pukul 11.30 WIB. Selanjutnya tim sepakat untuk berisitirahat dulu dan melakukan ibadah sholat jumat bersama di mesjid terdekat.

SONY DSC

Foto 2 : Salah satu sisi dipole ke triangle di barat daya feed point

Feed Point

Foto 3 : Lokasi Feed Point untuk Dipole di Menara TVRI Lama

Sisi dipole arah barat laut

Foto 4 : Menara untuk tarikan sisi dipole di arah timur laut feed point

Setelah sholat Jumat dan penarikan sisi dipole ke arah timur laut dari feed point dilakukan, selanjutnya dilakukan penarikan antenna beverage sebagai RX antenna. Instalasi antenna beverage yang akan ditarik dengan directivity ke arah utara ini memiliki tantangan sendiri mengingat medan yang dilalui cukup miring dengan inklinasi sekitar 30 – 45 derajat, dan melalui perkebunan tomat milik warga sekitar. Panjang elemen untuk beverage sendiri sekitar 160 meter ( 1 lambda ) dengan Matching Transformer yang digunakan adalah 9:1 dan terminating resistor sebesar 470 ohm di bagian ujung.

beverage-antenna-arrangement

Foto 5 : Skema Arrangement untuk Antenna Beverage di Gunung Malang

Pemasangan Impedance Transformer dan Grounding

Foto 6 : Pemasangan Impedance Transformer 9:1 untuk Beverage dan Grounding

Om Awi dan Om Hendar

Foto 7 : Om Awi-YC1DPM (kiri) dan Om Hendar-YD1DGZ (kanan) menyusuri lereng untuk menarik beverage

Pemasangan Terminating Resistor

Foto 8 : Pemasangan Terminating Resistor di ujung sebalah utara

SONY DSC

Foto 9 : Berdiri kiri – kanan : Om Awi YC1DPM, Om Hendar YD1DGZ, Pak Herman. Duduk kiri – kanan : Pak Enjang, Pak Rio

Tepat pada pukul 16:00 WIB, masih di Hari Jumat 27 Januari 2017, selesailah instalasi antenna baik TX maupun RX, berikut juga dengan penarikan kabel power dan transmission line ke ruang operator. Untuk station atau ruang operator sendiri kali ini bertempat di gedung Pertamina, berbeda dengan tahun-tahun terdahulu di mana ruang operator berada di gedung milik TVRI. Keputusan ini diambil setelah tim berdiskusi dengan berbagai macam pertimbangan baik teknis maupun non teknis.

Station Testing 

Untuk memastikan bahwa saat kontes keesokan harinya semua peralatan yang sudah tersetup termasuk perangkat lunak bisa bekerja sebagaimana yang diharapkan, dilakukanlah pengetesan untuk contest station ini. Beberapa hari sebelumnya, tim juga telah mengatur SKED untuk komunikasi dengan Jim-W6YA di luar kontes pada waktu dan frekuensi yang ditentukan. Om Awi – YC1DPM berkesempatan untuk melakukan uji coba pada station yang baru disetup ini, sekaligus untuk pertama kalinya Om Awi berkomunikasi di top band menggunakan homecall. Perangkat yang digunakan adalah IC-7800 dengan linear EMTRON yang di-drive untuk mengeluarkan output power sebesar 500 watts saat uji coba sebelum kontes.

Setelah beberapa kali CQ untuk W6YA ON SKED belum mendapatkan respon, YC1DPM memutuskan untuk melakukan panggilan umum dan tepat pada 11.05 UTC datanglah panggilan pertama dari JH0INP. Bagi Om Awi pribadi, komunikasi dengan JH0INP bisa dikatakan sebagai komunikasi bersejarah, karena station tersebut merupakan station pertama yang berada di log-nya pada 160M band. Selamat untuk Om Awi !!!

Sayang sekali pada beberapa kali uji coba tersebut, Jim W6YA yang sudah mengatur SKED dengan tim, tidak berhasil untuk berkomunikasi kali ini, semoga masih ada lain waktu di mana tim pada akhirnya akan bisa berkomunikasi dengan W6YA.

Sesudah itu, makin banyak station yang memanggil YC1DPM selama antenna testing tersebut. Tercatat juga 2 stations dari Indonesia YC1YU (Om Urip) dan YB1CYD (Om Darmono) masuk dalam log YC1DPM. Bahkan sempat YC1DPM mengalami pile up pada malam tersebut. Hal ini sangat bisa dimaklumi mengingat YB Station masih merupakan rare station untuk top band. Tidak hanya itu saja, bahkan Om Awi sempat mendapatkan beberapa email pribadi yang menanyakan apakah benar YC1DPM sedang on air di 160M dan mereka juga berharap bahwa semoga ini adalah kenyataan dan mereka tidak sedang berkomunikasi dengan PIRATE !!! ..hi..hi.. Hal menggelikan yang sekali lagi bisa dimaklumi.

Pada hari Sabtu dini hari (28 Januari 2017) sekitar pukul 02.00 WIB atau 27 Januari 2017 19.00 UTC, rombongan ke-2 dari Bekasi tiba di lokasi yaitu Om Budi-YB1EME, Om Nyoman-YB1NWP dan seorang calon amatir Hendri, sehingga suasana makin meriah dengan dukungan tambahan dari beberapa amatir dari ORARI Lokal Bekasi.

CQ outside contest

Foto 10 : OM Awi YC1DPM didampingi oleh Om Nyoman YB1NWP melakukan DX-ing pada 160m di luar kontes

Kira-kira 10 menit menjelang kontes dimulai (Jumat 27 Januari 2017 21.50 UTC) atau Sabtu 28 Januari 2017 04.50 WIB, Om Awi mengakhiri DX-ing pada top band yang sekaligus juga untuk antenna testing (dengan perolehan total QSO selama Station Testing tersebut sebanyak 59). Selanjutnya seluruh anggota tim bersiap-siap untuk memulai kontes yang diawali dengan berdoa terlebih dahulu.

Kontes Hari-1

Tepat pada 28 Januari 2017 Pukul 05.10 pagi (27 Januari 22.10 UTC), YE1K memulai kontes dengan QSO diawali oleh station dari West Malaysia 9M2/JE1SCJ masuk dalam log pertama YE1K. Tidak banyak station yang berhasil QSO dengan YE1K di pagi hari tersebut, tercatat hanya 9 stations yang in log, di mana salah satunya adalah top bander dari YB Land Om Ferry YC1COZ, sampai akhirnya pada 28 Januari 2017 pukul 06.30 WIB ( 27 Januari 2017 23.30 UTC ) propagasi sudah tidak lagi menguntungkan.

YB1NWP

Foto 11 : YB1NWP Om Nyoman menjadi operator menjelang menutupnya propagasi di 160M pada hari-1

Dengan menutupnya propagasi pada siang hari, sebagian anggota tim memanfaatkan waktu ini untuk beristirahat, sementara sebagian lagi bersantai menikmati sejuknya hawa pegunungan. Dukungan untuk tim ini masih terus berlanjut setelah Om Heri YB1KAR datang di siang hari dari Bandung. Memang ajang DX Contest semacam ini selalu menjadi ajang berkumpul bagi anggota tim yang sehari-harinya berpencar karena aktifitas masing-masing.

Saat hari menjelang petang, operator yang bertugas saat itu Om Mawan YC1ME mulai melakukan CQ tepat pukul 10.00 UTC. Tidak terlalu lama bagi YE1K untuk mendapatkan jawaban karena beberapa saat setelah CQ dilakukan, Club Station dari Bogor YE1ZAL masuk. Namun, setelah pertukaran report terjadi, dan YE1ZAL masuk ke dalam log, tiba-tiba pesawat IC-7800 mati. Beberapa kali usaha untuk menghidupkan pesawat tidak membawa hasil sehingga troubleshoot segera dilakukan oleh Om Nyoman YB1NWP. Dari hasil troubleshoot yang dilakukan ini didapati bahwa internal power supply 5 VDC dari pesawat mengalami gangguan. Melihat kenyataan ini, tim sepakat untuk segera menggunakan pesawat cadangan IC-7300.

Mengingat pesawat IC-7300 tidak memiliki port untuk RX dan TX antenna, digunakanlah automatic switch tersendiri untuk mengakomodir kebutuhan RX dan TX antenna. Setting baik hardware maupun software selesai dilakukan dan setelah downtime kurang lebih selama 1 jam, YE1K siap untuk mengudara lagi.

Om Mawan YC1ME segera melakukan CQ setelah tim ini kehilangan waktu 1 jam, beberapa saat CQ dilakukan, masuklah Om Yon YB1UUU, dan setelah pertukaran report, akhirnya YB1UUU masuk sebagai station pertama dalam log YE1K dengan pesawat cadangan ini. Di hari pertama ini, QSO terus berlangsung sampai dengan minggu pagi 28 Januari 2017 pukul 23.41 UTC atau 29 Januari 2017 pukul 06.41 WIB dengan UD4F merupakan station terakhir di hari pertama yang berhasil masuk log YE1K sebelum propagasi menutup.

Berbeda dengan kontes-kontes yang lain, untuk kontes pada 160M ini operator tidak bekerja sendiri, melainkan dibantu oleh Co-Operator yang selain bertugas memastikan station yang masuk tercatat dengan benar, juga untuk membantu mendapatkan callsign dari station yang masuk secara utuh. Hal ini dilakukan mengingat pick up static noise yang sangat tinggi di top band, serta kondisi fading yang sangat mengayun. Adalah sesuatu yang sangat lumrah di top band contest ini jika terdapat station yang masuk sangat kecil bahkan tidak nampak dalam signal strength meter, atau station yang terdengar jelas namun tiba-tiba tenggelam oleh noise dan hanya bisa kita dapatkan sebagian dari callsign station tersebut. Di sinilah peran Co-Operator berjalan, untuk membantu Operator mendapatkan penggalan-penggalan callsign yang tidak tercopy dengan baik. Di akhir hari pertama, total 158 stations masuk dalam log YE1K.

Kontes Hari-2

Pada hari minggu sekitar pukul 09.00 WIB, Om Budi YB1EME, OM Nyoman YB1NWP, dan Hendri berpamitan untuk kembali ke Bekasi karena ada keperluan. Namun siang harinya sekitar jam 12.00, Om Joz YD1JZ dan Om Rizal YD1ORZ tiba di lokasi kontes dari Bekasi. Kedatangan Om Joz selain sebagai operator tambahan, juga untuk membawakan pesawat pengganti yang merupakan most demanded rig dari seluruh anggota tim jika beroperasi pada mode CW, yaitu Elecraft K3.

Menjelang petang hari sebelum akhirnya pesawat Elecraft K3 digunakan, terlebih dahulu dilakukan perbandingan antara IC 7300 dan Elecraft K3 untuk receive menggunakan RX antenna yang sama. Pengujian ini sengaja dilakukan dengan mencari signal CW dari suatu station yang sangat lemah sampai pada suatu ketika didapat signal yang benar-benar kecil dan terdengar di Elecraft K3, namun begitu antenna di-switch ke IC-7300, tiba-tiba signal tersebut tidak terdengar. Beberapa pengaturan dilakukan pada IC-7300 untuk memaksimalkan receive dari signal yang sangat kecil tersebut namun tetap tidak membawa hasil sesuai harapan, dan begitu antenna kita switch lagi ke Elecraft K3, signal lemah tersebut terdengar lagi, switch ke IC-7300 menghilang, switch lagi ke Elecraft K3 terdengar lagi.

Dari uji singkat tersebut, meyakinkan seluruh anggota tim untuk sepakat menggunakan Elecraft K3 menggantikan IC-7300 yang digunakan pada hari-1. Saat seluruh anggota tim sudah siap mendulang QSO dengan target melebihi perolehan di hari-1, saat seluruh anggota tim sangat senang dengan datangnya pesawat pengganti yang memang selama ini selalu menjadi andalan untuk mode CW, saat sudah terbayang bahwa kontes akan menjadi lebih menyenangkan di hari-2, ternyata cobaan bagi tim datang di saat semuanya memang sudah sangat terencana. Tak lama setelah linear amplifier di-ON kan, terdengar ledakan kecil yang mengharuskan tim mematikan semua peralatan. Kondisi makin tidak menguntungkan karena salah satu operator tim yang kebetulan juga merupakan teknisi tim yang handal yaitu Om Nyoman YB1NWP sudah kembali ke Bekasi.

Akhirnya diputuskan membongkar linear amplifier untuk memastikan penyebab timbulnya ledakan. Tidak seorangpun dari anggota tim yang tersisa di contest station saat itu terbiasa melakukan disassembling pada part linear. Sehingga diperlukan waktu yang sangat lama untuk melakukan pembongkaran.

photo_2017-02-05_06-14-14

Foto 12 : Internal Part dari Linear Amplifier

photo_2017-02-05_06-14-35

Foto 13 : Modul berisi ELCO yang ditengarai bermasalah pada linear amplifier

Setelah modul di mana rangkaian Electrolyte Capacitor terpasang berhasil dikeluarkan dan diperiksa, tim tidak dapat menemukan secara fisik bagian ELCO yang rusak, bahkan melihat adanya bekas warna hitam pada salah satu kaki resistor, hanya dilakukan pembersihan dan soldering ulang pada beberapa titik dan modul segera dipasang kembali.

Proses dari disassamble sampai reassemble part ini memakan waktu kurang lebih 2 jam. Setelah semua terpasang kembali, dan siap dilakukan pengetesan terhadap linear amplifier tersebut, hampir semua anggota tim yang tersisa duduk di lantai mengelilingi unit tersebut dengan perasaan tegang dan berharap usaha yang telah dilakukan membawa hasil. Cover belum terpasang, karena masih akan dilakukan pengetesan. Begitu Om Danu YF1DO memberikan isyarat untuk meng-ON kan linear, dan power sudah ON, seketika itu juga muncul ledakan yang lebih besar disertai dengan percikan api yang sangat jelas terlihat dari modul ELCO. Selesailah semuanya dan hampir semua yang berada di ruangan saat itu tertunduk lesu mengetahui kenyataan yang tengah mereka hadapi.

Karakter signal di 160M band yang sangat kuat dipengaruhi oleh perubahan densitas elektron di D-Region pada Ionosphere, menyebabkan tingkat penyerapan signal yang sangat besar dan secara langsung juga berpengaruh pada intensitas pelemahan yang terjadi, di samping beberapa fenomena lain yang sangat kompleks dan susah untuk diprediksi, menyebabkan perlunya daya pancar yang tinggi jika menginginkan hasil kontes yang maksimal. Dan baru saja harapan itu pupus dengan meledaknya rangkaian ELCO pada satu-satunya linear amplifier yang dibawa oleh tim dari Bekasi. Hal ini semakin diperkuat setelah pada siang hari sebelumnya, OM Mawan YC1ME sempat mendapatkan informasi dari Om Yon YB1UUU di Banten, di mana dia sangat kesusahan untuk bisa menembus EU dengan pancarannya yang hanya 100 watt.

Show must go on. Kenyataan pahit yang harus dihadapi oleh tim di hari-2 dan mungkin juga merupakan kenyataan yang pada akhirnya sangat mempengaruhi  hasil kontes secara keseluruhan, terlepas dari target awal tim untuk memperoleh total 323 QSOs. Tim ini baru saja kehilangan periode emas untuk bisa berkomunikasi dengan beberapa station di grey line area dari North America, dan juga beberapa station di belahan Asia Utara.

Diskusi dan rencana ulang dilakukan di ruang makan saat Mbak Oki YD1DOQ memanggil seluruh anggota tim untuk melakukan makan malam. Sementara Om Mawan YC1ME tetap berusaha mencari peruntungan dengan tetap melanjutkan kontes meski terpaksa harus running barefoot 100 watt. Perbedaan sangat terasa antara terdengar dan tidak dengan low power pada top band.

Malam ke-2 propagasi benar-benar terbuka namun YE1K lebih sering tidak terdengar dan tergencet oleh big stations yang beroperasi di atas dan bawah frekuensi kerja. Bahkan tidak jarang station yang beroperasi tepat di frekuensi kerja YE1K, sehingga diputuskan untuk melakukan scanning meskipun hal ini tidak akan memberikan hasil yang jauh berbeda, tercatat hanya segelintir station yang bisa masuk dalam log dan itupun adalah station dari JA dan HS, sementara beberapa station dari NA dan Asiatic Russia tidak bisa mendengar YE1K dengan baik.

Setelah 6 station sempat terjaring pada pada log YE1K, scanning dilakukan pada band edge untuk menghindari keramaian big guns dari EU maupun JA, sampai suatu ketika terdengarlah station dari USA yaitu K7CA melakukan CQ di sekitar band edge. Saat panggilan tersebut direspon oleh Om Mawan dengan “YE1K” pada spasi, tiba-tiba K7CA menghentikan CQ sesaat dan kembali dengan “1K 1K ?”. Seolah tersentak dengan respon dari K7CA yang sempat mendengar potongan dari YE1K, Om Mawan mencoba untuk membalas dengan mengirimkan “YE1K”, namun tetap K7CA belum bisa mengcopy dengan baik sampai 5 kali periode selalu berakhir dengan “AGN?”. Hingga pada saat K7CA kembali untuk ke-6 kalinya, terdengar signalnya lebih besar dari sebelumnya dan Om Mawan berpikir bahwa kondisi yang mulai terbuka ini harus dimanfaatkan dengan baik dilanjutkan dengan pengiriman “YE1K YE1K”. Tiba-tiba hal yang tak terduga terjadi pada momen tersebut, di mana tak lama sesudah itu terdengar balasan dari K7CA yaitu “R R YE1K” diikuti dengan pertukaran report. Bahkan di akhir transmisi K7CA sempat mengirimkan 2 kali terima kasih dengan “TU TU”, yang dibalas oleh Om Mawan dengan 3 kali “TU TU TU” begitu masuk di log sebagai perwujudan rasa senang atas kesabaran K7CA untuk mendengarkan YE1K. Om Mawan tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya akan hal ini, demikian juga dengan rekan-rekan yang sedang menikmati makan malam, turut bergembira pada akhirnya dengan 100 watt masih bisa menembus USA. Thanks to K7CA for patience and good ear !

Sementara itu, dari diskusi di ruang makan, dan melihat kenyataan beratnya running 100 watt pada 160m band, Om Kasmuri berinisiatif untuk meminta bantuan salah seorang pegawainya di Bekasi untuk mengirimkan linear miliknya. Dibutuhkan sekitar 2-3 jam perjalanan dari Bekasi ke Gunung Malang dan tepat jam 9.00 WIB malam, linear tersebut diberangkatkan dari kediaman Om Kasmuri di Bekasi menuju Gunung Malang.

Selama menunggu linear cadangan datang, secara bergantian Om Heri YB1KAR dan Om Awi YC1DPM menggantikan Om Mawan untuk menjadi operator dengan tetap running barefoot 100 watt dan mencoba memanfaatkan peluang sekecil apapun. Tercatat hanya total 14 station bisa terjaring pada log YE1K selama memancar dengan 100 watt tersebut dengan periode operasi kurang lebih 7 jam. Salah satu station yang sempat terlog adalah Om Yana Koryana YB1AR.

Sekitar pukul 2300 WIB tibalah linear amplifier cadangan yang ditunggu dan setup segera dilakukan. Tepat pada 28 Januari 2017 pukul 23.24 WIB atau 16.24 UTC, tim sudah bisa memancar dengan power sekitar 500 – 600 watt dan tidak bisa diload lebih tinggi lagi mengingat unit mengalami panas berlebih saat diload lebih tinggi yang mengharuskan pintu dan jendela ruang operator harus dibuka untuk membantu proses perpindahan panas via natural convection, dan ini menyebabkan udara di ruangan menjadi sangat dingin.

Waktu sebelum kontes berakhir hanya tersisa sekitar 5.5 jam sampai akhirnya pada dini hari tim ini harus turun dengan 3 operator untuk mengejar ketinggalan dalam perolehan QSO. Awalnya Om Mawan YC1ME yang menjadi operator dengan 2 Co-Operators yaitu Om Joz YD1JZ dan Om Heri YB1KAR, sampai terjadi pertukaran operator untuk bergantian dalam menunaikan ibadah sholat subuh. Cara ini terbukti sangat efektif dalam mengatasi masalah saat terjadi heavy pile up yang disertai fading. Hal ini dikarenakan saat operator utama sedang fokus ke salah satu station, 2 co-operators sudah menyimpan station lain yang masuk bersamaan dan disimpan pada layar terpisah yang memudahkan operator utama untuk membaca station berikutnya. QSO rate menjadi naik ditambah dengan semangat tim untuk mengejar ketertinggalan setelah melalui beberapa kesulitan dan rugi waktu yang telah terjadi sebelumnya.

photo_2017-02-05_06-14-43

Foto 14 : Menjelang kontes berkahir, YB1KAR menjadi operator dibantu oleh YC1ME dan YD1JZ (tidak tampak dalam foto) sebagai Co-Operators

Di hari-2, setelah usaha yang dilakukan secara maksimal, tim akhirnya hanya bisa mendulang 129 QSOs tambahan sehingga di akhir kontes dan dilakukan rescoring pada logging software, diperoleh total 287 QSOs dengan claimed score 140,500. Sebagian besar adalah station dari EU dan JA, beberapa dari OC dan AF, dan hanya 3 stations saja dari Whiskey Land yang bisa masuk dalam log. Total perolehan yang tentunya jauh di bawah target 323 QSOs yang dicanangkan oleh tim di awal kontes, namun mengetahui kesulitan yang dihapadapi berkali-kali oleh Tim YE1K selama kontes berlangsung, hasil ini sangat patut disyukuri. Banyak pelajaran berharga diperoleh tim mengenai pentingnya unit cadangan saat melakukan kontes jauh dari home base. Sebenarnya hal tersebut sudah diperhitungkan oleh tim, di mana hampir semua peralatan yang dibawa sudah memiliki unit cadangan, sayangnya masih terlewat pada 1 unit yang tanpa cadangan dari awal, yaitu Linear Amplifier.

Seperti biasa, selalu merupakan perjuangan yang sangat berat untuk bisa bersaing dengan station dari KH di level Oceania, namun setidaknya kemunculan YE1K kali ini merupakan indikasi positif bagi anggota tim untuk bisa kembali aktif lagi di top band setelah beberapa tahun vakum. Terlebih lagi, pada tahun lalu hampir seluruh anggota tim merasakan kehilangan yang sangat mendalam atas berpulangnya seorang sahabat yaitu Om Johan Teranggi YC0LOW sebagai most active top bander di Indonesia, dan memegang DXCC di band ini. Selain dikenal sangat dekat dengan beberapa anggota senior tim pada beberapa tahun terakhir di masa aktifnya, Mbah Jo, demikian kami biasa memanggil beliau, juga turut andil dalam proses pembangunan station lama di Gunung Malang.

Dan entah suatu kebetulan atau tidak, bahkan hampir semua peralatan yang digunakan oleh YE1K selama kontes kali ini, sebelumnya adalah milik beliau yang diwariskan ke beberapa anggota tim. Peralatan tersebut antara lain : Beverage Antenna untuk RX, Palstar AT2K Antenna Tuner, dan Elecraft K3 yang hanya khusus untuk mode Cw (tanpa modul SSB).

Serba-Serbi Selama Kontes

L-R : YB1NWP, YD1OLG, YC1MR, YD1DGZ

Foto 15 : Kiri-Kanan  : YB1NWP, YD1OLG, YC1MR, YD1DGZ

DCIM100MEDIADJI_0263.JPG

Foto 16 : Santai di Sabtu pagi _ 1

DCIM100MEDIADJI_0269.JPG

Foto 17 : Santai di Sabtu pagi_2

DCIM100MEDIADJI_0270.JPG

Foto 18: Santai di Sabtu pagi_3

DCIM100MEDIADJI_0281.JPG

Foto 19 : Santai di Sabtu pagi_4

DCIM100MEDIADJI_0287.JPG

Foto 20 : Station tampak dari kejauhan

DCIM100MEDIADJI_0290.JPG

Foto 21 : Relief di sekitar station yang dipenuhi oleh kebun tomat

SONY DSC

Foto 22 : L-R : YC1MR, YF1DO, YD1DGZ, YC1ME, YD1OLG, YB1CF, YD1DOQ, YC1DPM, and YB1KAR (Lay Down)

SONY DSC

Foto 23 : L-R : YD1DGZ, YC1DPM, YC1MR, YD1OLG, YD1DOQ, YB1CF, YF1Do, YC1ME, YB1KAR

SONY DSC

Foto 24 : Makan Malam_1

SONY DSC

Foto 25 : Makan Malam_2

Post Contest Review

Seperti pada pelaksanaan kontes-kontes yang lain baik saat signing menggunakan club station YE1ZAT maupun Contest Station YE1K, sebelum mengakhiri kegiatan di Gunung Malang, tim berkumpul untuk melakukan review kegiatan baik teknis maupun non-teknis terkait dengan pelaksanaan kontes yang sudah berakhir dan review kali ini dipimpin oleh YC1ME. Selama proses review, masing-masing anggota tim secara bergiliran memberikan opini masing-masing mengenai kegiatan yang sudah berlangsung termasuk mencoba untuk mencari kekurangan yang perlu dibenahi di kemudian hari, serta mempertahankan hal-hal yang dianggap sebagai terobosan positif.

photo_2017-02-05_06-14-55

Foto 26 : Post Contes Review oleh Tim sebelum mengakhiri kegiatan

Di akhir review, Om Heri YB1KAR berkesempatan memberikan tauziyah singkat yang diakhiri dengan pembacaan doa.

Setelah selesai pembacaan doa, tim melakukan loading barang ke kendaraan dan bersiap-siap untuk kembali ke Kota Bekasi.

foto-persiapan-pulang

Foto 27 : Persiapan terakhir tim sebelum bertolak kembali ke Bekasi. Kiri-Kanan : YD1JZ, YB1KAR, YF1DO, YC1ME, YD1ORZ, YC1DPM, YC1MR, YD1DGZ, YD1DOQ, YD1OLG, Pak Enjang, YB1CF

Sampai jumpa pada kontes berikutnya di Mid-Februari 2017 (CQ WPX RTTY) dan semoga masih ada kesempatan untuk mengulang CQ 160 CW tahun depan di tempat yang sama, Gunung Malang, karena sejauh ini baru di sinilah tim merasakan sebagai tempat yang paling sesuai untuk beroperasi pada top band.

Perlengkapan Kontes :

  • Rig IC-7800 (digunakan saat antenna testing dan pembukaan kontes)
  • Rig IC-7300 (rig cadangan yang digunakan di hari-2)
  • Rig Elecraft K3 (rig utama yang digunakan pada hari-2)
  • EMTRON Linear Amplifier (PO 1kW digunakan di hari-1)
  • TOKYO HY-POWER Linear Amplifier (Unit Cadangan Tambahan, digunakan pada beberapa jam terakhir dengan PO 600 watts)
  • MFJ Versa Tuner (tuner utama)
  • Palstar AT2K (tuner cadangan)
  • Switching Power Supply 40A
  • Switching Power Supply 30A
  • MFJ Automatic Antenna Switching
  • 1 laptop Dell untuk logging
  • 1 laptop ThinkPad untuk cadangan
  • 2 LCD Monitor
  • Full Size Wire Dipole untuk TX Antenna
  • 160 Meter Uni-Directional Beverage untuk RX Antenna

73,

Team of YE1K

ENGLISH VERSION

In January 3rd, 2017, held in Kasmuri (YC1MR)’s QTH, a discussion related with DX Contests that team would take part in 2017 was initiated. As result, the first one of 5 agenda in first half of 2017 that team had all agreed was CQ WW 160M – CW. This contest would be the first comeback by some of team members having not being active for the past few years on top band where last appearance was in 2011. At the time team signed as YE1C ( West Java Contest Station ). Finally, after years, this team went back to Mount Malang for CQ 160M – CW. This time, all of team members were from Local District of Bekasi (well known as ORARI Lokal Bekasi)

Preparation and Trip

Based on the latest information from Kasmuri upon previous visit to Mount Malang, series of preparation were taken as follows :

  • January 8, 2017 : Advance survey was undertaken to technically review possible antenna installment following some changes at site. Survey Team : YF1DO Danu, YC1DPM Awi, and YC1MR Kasmuri
  • January 12, 2017 : Coordination meeting was held to follow up resulted advance survey above, attended by YB1CF Yoyon, YC1DPM Awi, YC1ME Mawan, YC1MR Kasmuri, YF1DO Danu, YD1DGZ Hendar, YD1DOQ Oki, and YD1OLG Oleng. Details in technical i.e. permit, TX Antenna arrangement, logistic, job assignment as well as journey plan were discussed.
  • January 27, 2017 : At 07.00 Jakarta Time, group consists of 2 cars with 7 personnel left for KM-39 at Jakarta-Cikampek Highway where Danu’s car had already been there. Soon after personnel transfer at KM-39, this main group (@ 3 cars with 8 personnels) left for Mount Malang and arrived at destination around 10.00 Jakarta Time.

Antenna Installation and Station Setup

Just before unloading equipment, short discussion was held to locate dipole antenna for TX, revealed Old Tower of TVRI (Republic of Indonesia TV) would be used as feed point location, where one dipole leg was strung to triangle located at south west, leaving another leg strung to another old tower at north east. (Pic. 1 describes Mount Malang at Distance)

Job assignment was divided into 3 small groups :

  • Power source and distribution as well as operator’s room setup were handled by YF1DO Danu, YC1DPM Awi, and YD1DGZ Hendar
  • Both Wire Dipole for TX and Beverage for RX were handled by YB1CF Yoyon, YC1MR Kasmuri, YC1ME Mawan and YD1OLG Oleng, assisted by local security guards Enjang and Herman from Pertamina
  • Logistic Support was handled by YD1DOQ Oki

Having Dipole Antenna Installation was completed for TX, it was followed by drawing wire for Beverage Antenna Installation. This activity was taken after team went for Friday Pray Time. Beverage installation was a bit challenging provided by land contour that sloping down to north side across plantation land  owned by local farmer. Length of antenna element was around 160 meters (approximately 1 Wire Length) with 9:1 Matching Transformer at south side (closed to shack) and another one was ended by a 470 ohm terminating resistor at north side.

Around 16:00 Jakarta Time, all installation for antenna and station were accomplished and team were ready for antenna testing

Station Testing

In order to satisfy all equipment setup working properly as expected, station testing needed to be undertaken. Few days prior, team had several mail chains with W6YA Jim, in concern with SKED arrangement outside the contest on top band at agreed time and frequency. This time YC1DPM Awi had chance to test the station using IC-7800 powering EMTRON with output around 500 watts during this test prior to contest.

After having some trials in making CQ for W6YA ON SKED but unfortunately still had no response from him (later on Jim mentioned on his mail that his station barely heard Awi calling CQ, whilst he kept listened to working frequency), Awi decided to make general call and at 1105 UTC, he eventually got his first contact on top band with JH0INP. Congratulation to Awi for his first top band contact  !!!

It was too bad that during trials, W6YA Jim who had already arranged SKED for QSO was unable to hear us, whereas all team members put their concern in making this happen with him. However, we did believe that someday eventually we’ll make contact with Jim (W6YA) on top band.

Afterward, lots more stations called YC1DPM during that period of testing including 2 stations from Indonesia YC1YU Urip and YB1CYD Darmono were put in Awi’s log. Awi got big pile up at the time and certainly could be understood considering YB stations are still becoming rare stations to date on top band. Even, Awi got personal mail from stations worked him expecting that it was a real and they didn’t make contact with PIRATE !!!…LOL…What a funny but could be understood though.

Around midnight (or January 27, 2017 1900 UTC), second group from Bekasi came over Contest Station YB1EME Budi, YB1NWP Nyoman, and Hendri (Rookie).

Approximately 10 minutes prior to contest started, Awi finished his DX activity with total QSO of 59, not too bad for working on top band with 500 watts.

Day-1 Contest

January 28, 2017 at 2210 UTC, YE1K started operation with first call coming from West Malaysia Station 9M2/JE1SCJ. Not many stations we worked that morning, only 9 stations were in log including top bander from YB Land YC1COZ Ferry. Team left the station provided unfavorable band condition after 2330 UTC.

Whilst some team member spent this spare time due to closed propagation, YB1KAR Heri came over Mount Malang from Bandung. A good thing like sort of contest event with multi-operators was always be a gathering moment for us.

When time was just about closed to sunset time here, Mawan started calling CQ for YE1K and immediately got answered from YE1ZAL, a Club Station from Bogor. However, after put YE1ZAL in the log, the rig IC-7800 switched off inadvertently. A troubleshoot by YB1NWP Nyoman who happened to be a very good technician of team, revealed broken 5 VDC internal power supply.

Upon knowing resulted troubleshoot from Nyoman, Team immediately prepared back up rig IC-7300 that unfortunately without dedicated TX and RX Ports available, resulting in a need to install stand alone automatic switch accommodating TX and RX antenna.

Once things related with hardware and software setup were accomplished after 1 hour downtime, YE1K was ready to be on air again followed by incoming station YB1UUU as first station in contact with backup rig IC-7300. This continued until January 28, 2017 23.41 UTC with UD4K was last station in log.

Unlike other contests where team took part, for this top band, operator did not worked alone and assisted by co-operator who made sure in getting partial characters of incoming calls coming in moreover during a pile up in fading. This was how this team used to work on top band with multi-operators. In Day-1, total of 158 stations were in YE1K’s log.

Day-2 Contest

Sunday evening 0900, Jakarta Time, YB1EME Budi, YB1NWP Nyoman, and a Rookie Hendri for certain reason that they needed to handle, left for Bekasi. Ones come ones go, applied to situation there where Sunday afternoon around 1200 Jakarta Time, YD1JZ Joz and YD1ORZ came over Mount Malang and brought us dedicated CW rig for our past contests, Elecraft K3 (we called it as CW Rig since no SSB module installed on this particular one)

Prior to initial use for contest, a pair testing just to compare receiving performance between K3 and IC 7300 was taken using same receiving antenna. By the time, a very weak signal identified by K3, we switched the antenna to IC 7300 whilst adjusting all available menus but this was no to success. Meaning that an identified very weak signal was barely heard on IC 7300 under any circumstances, switching back to K3 and just been heard again, back to IC 7300 and gone.

Upon this resulted test, this convinced all team member to utilize K3 then, replacing IC 7300 that served us in Day-1.

All seemed as planned related with score, achievement, fun that we would go through in Day-2 until unexpected one occurred by the time linear amplifier was switched ON. Small explosion was heard that led us to switch off all appliances. This situation was not expected while Nyoman had been away from station, so none of rest of the team really familiar in how to repair this linear, despite we finally uncovered it and taken Electrolyte Capacitor Module out as suspected root cause.

This took about 2 hours until we reinstalled this module after some cleaning and resoldering. Afterward, prior to covering it back, we needed to do some test by powering it up. All team members were so nervous waiting for what would happened next since they did not know if they made it or not with the repair. Worst thing just happen immediately after it was powered up, we heard bigger explosion came from ELCO module followed by visible sparks. We knew that it was over…it was over. All personnel there were really shocked of knowing what happened, they all showed unhappy faces.

But show must go on. We realized that it was a fact that team needed to face as well as a fact that in turn would affect entire team’s score at the end. Apart that we were away from our initial target score of 323 QSOs, missing our golden moment in making contact with stations in grey line from USA as well as North Asia Stations, we kept facing this.

While most of team went for dinner, except Mawan who tried his luck in continuing operation with barefoot 100 watts, not many stations were in log, only 6 stations from HS and JA. We were just unheard among big guns there. Things looked not quite good until at some moment Mawan heard K7CA calling CQ and responded by sending “YE1K” at correct space. K7CA stopped his CQ and came back with “1K 1K?”. It seemed unbelievable that the signal was heard by K7CA, Mawan sent him back with complete call “YE1K”, but seemed he was unable to copy upon 5 periods back and forth transmission among us, and he was always back with “AGN?”. Until once upon the 6th, Mawan heard his signal much more louder than before and he thought it was just about the right time, followed by sending “YE1K YE1K”. Soon afterward, K7CA replied with “R R YE1K” followed by report exchange between us. At the end of his transmission, K7CA sent thank you twice “TU TU” and replied by Mawan with “TU TU TU” just to express his emotion while working a US station on top band with 100 watts only. Not only that, all team member who still had dinner in the next room were also happy knowing this happend. Big thanks to K7CA for patience and good ear !

Meanwhile, from separate discussion in dining room, upon knowing that it was hard to work with barefoot only, Kasmuri raised his initiative to ask for somebody to deliver his linear amplifier from Bekasi to Mount Malang. It took 2-3 hours travel time from Bekasi to Gunung Malang and it was eventually delivered at 2100 Indonesia Time from his QTH (1400 UTC).

While waiting for backup linear, YB1KAR Heri and YC1DPM Awi replaced Mawan as Operators, keeping running 100 watts and tried to get any chance as we could as possible. Total only 14 stations that YE1K could work within 7 hours period with barefoot 100 watts. One of them was YB1AR Yana Koryana.

By the time the backup arrived station at 2300 Indonesia Time, followed by setup thereafter, we were finally ready to get on air with higher power around 500 – 600 watts. We could not drive this unit higher due to excessive heat revealed on the case, that led us to open all doors and window leaving incoming fresh air for heat dissipation by natural convection.

Only 5.5 hours left before the contest ended, we were just away from our targeted QSOs, that led us to operate the contest with 3 operators (1 Operator and 2 Co-Operators). At the beginning Mawan was the operator assisted by Joz and Heri. This way was proven to be very effective while main operator focused on a station coming in, the other 2 co-operators wrote down other station on separate display thereby QSO rate might be improved accordingly. Team spirit was maintained by doing sort of method in filling in the gap of previous loss time.

In Day-2, we finally logged additional 129 QSOs. So that total 287 QSOs with 140,500 claimed score at the end of contest. Mostly from EU and JA, some from OC and AF, with only 3 stations from Whiskey Land were in log. Total QSOs that far below target of 323 QSOs being initially setup. But through all the hurdles that team went through entire contest, this result was appreciated though. So many lesson learnt on how importance of prepare for the worst mainly in doing contest far away from home base. It all seemed to be well prepared, indeed, except to the one that we missed, Linear Amplifier.

Like former contests, It had always been a struggle to compete with KH stations for Oceania, however, this moment was a positive indication for YE1K to be more active on top band. Moreover, last year we were sorry to say most of team were in deepest sadness of Johan Teranggi YC0LOW who became silent key. He used to be most active top bander here in Indonesia and held DXCC of this band. Besides he became best friend of most of team senior members, he also took part in reinstating station building in Gunung Malang along with us.

What a coincidence, he belonged to some gears we used during contest i.e. Beverage Antenna, Palstar AT2K Tuner, and Elecraft K3, and handed over to some of us.

Post Contest Review

Team conducted review before ended their activity in Mount Malang, led by Mawan, all members raised their input for future improvement as well as maintaining good thing during contest.

See you in the upcoming contest in Mid-February 2017 (CQ WPX RTTY) and hoping to see you again on CQ 160 CW next year, in Mount Malang, that so far being the most appropriate place for team to work on top band.

 

73

Team of YE1K

YE1ZAT…PADA SUATU PERJALANAN DAN PROSES PANJANG YANG TIDAK AKAN PERNAH BERHENTI

Posted in Contest on December 10, 2016 by YE1ZAT

Tahun 2016 akan segera berakhir. Melihat kilas balik pada 2016, Club Station asal Bekasi ini telah berkiprah pada kegiatan DX Contest dengan menyelesaikan 4 kontes dari yang seharusnya 6 kontes sebagaimana direncanakan di awal tahun. Kontes yang sudah dilalui oleh YE1ZAT dalam tahun 2016 antara lain CQ WPX RTTY, CQ WPX SSB, CQ WPX CW, dan CQ WW RTTY. Ada 2 kontes dalam kalender tahunan yang karena beberapa pertimbangan teknis, batal untuk diikuti oleh anggota tim, yaitu CQ WW SSB dan CQ WW CW.

Namun absennya YE1ZAT (ataupun YE1K) pada kedua kontes CQ WW SSB dan CQ WW CW di 2016, bukan berarti aktifitas kontes bagi anggota tim juga terhenti. Beberapa anggota tim antara lain YC1DPM, YC1ME, dan YD1DGZ sepakat untuk mengisi kevakuman tim dengan tetap berpartisipasi pada kedua kontes tersebut melalui homecall masing-masing (sekaligus pertama kalinya mereka berpartisipasi pada kontes tersebut dengan homecall, karena biasanya selalu bersama club station YE1ZAT ataupun contest station YE1K).

Dari keempat kontes yang sudah diselesaikan di 2016, hanya CQ WW RTTY yang belum selesai pada final log checking. Sementara untuk 3 kontes CQ WPX Series yaitu RTTY, SSB, dan CW, semuanya telah sampai pada publikasi hasil akhir.

Pada ketiga kontes tersebut, YE1ZAT berhasil membuat rekor baru untuk Oceania pada kategori multi-one low power yang kesemuanya dibuat pada tahun 2016.

score-record-rtty-2016

score-record-ssb-cw-2016

Namun yang terasa paling berkesan dan membanggakan adalah prestasi yang didapat pada CQ WPX CW 2016. Di mana YE1ZAT tidak hanya menjadi yang terbaik di Oceania pada kategori Multi-One Low Power serta menorehkan rekor Oceania baru, namun tim ini juga berhasil menembus 3 besar dunia. Sehingga tidaklah terlalu berlebihan jika untuk CQ WPX Contest, apa yang telah dicapai oleh YE1ZAT di 2016 benar-benar melebihi target yang telah dicanangkan di awal tahun. Peringkat # 3 Dunia, suatu pencapaian yang sebenarnya belum dicanangkan oleh anggota tim, karena target tim sekaligus milestone di awal adalah memperbaiki pencapaian tahun lalu dan menjaga peringkat di level Oceania.

 cq-wpx-cw-2016-certificate

Sertifikat Kontes : #1 Indonesia, #1 Oceania, #3 Dunia

Sebenarnya, khusus pada mode CW ini, YE1ZAT telah berhasil menembus 8 besar Dunia yang diperoleh pada tahun sebelumnya 2015, dengan contest station saat itu masih berada di Gunung Malang. Namun apa yang telah dicapai pada 2016 ini bisa dikatakan sebagai suatu lompatan yang jauh dengan berhasil menembus peringkat # 3 Dunia, khususnya bagi anggota tim. Bagaimana tidak, contest station sudah pindah ke daerah urban di pinggiran Kota Bekasi di mana tentunya noise juga tidak serendah seperti saat di Gunung Malang.

Akan tetapi, tim berusaha melihat hal ini secara berbeda dan selalu berusaha untuk melakukan sesuatu yang berbeda pula dalam menyikapi kondisi tersebut. Kerja keras tim, selalu evaluasi kekurangan, dan yang terpenting adalah kekeluargaan serta team work merupakan kunci dari apa yang sudah dicapai. Menyatukan individu-individu dengan berbagai latar belakang minat dan unique area of expertise untuk 1 target prestasi tim bukanlah hal mudah.

KILAS BALIK

Proses untuk bisa tetap exist sampai ke tahap seperti saat ini bukanlah instan, melainkan terbentuk karena suatu rangkaian proses panjang yang berkesinambungan sejak 1999 dan konsisten sampai sekarang. Ya, sejak 1999 saat pertama kali “embrio” club station ini terbentuk dengan menggunakan Station Organisasi YC1ZTC, kemudian dengan nama YE1ZTC sampai kemudian berubah menjadi YE1ZAT di tahun 2005, sejak saat itulah club station ini selalu aktif dalam kegiatan kontes international. Dari generasi awal sampai ke generasi sekarang ini, prestasi international sudah diraih. Bukan semulus yang dibayangkan, melainkan selalu ada rintangan yang sempat membuat pasang surutnya eksistensi tim pada kegiatan kontes, baik teknis maupun non-teknis. Namun tim ini sudah membuktikan bahwa semua rintangan itu hanyalah tantangan agar tim ini bisa menyikapi dengan cara berbeda sehingga selalu berada pada level penampilan yang tinggi.

Semua itu terbentuk karena integritas yang sudah tertanam dengan baik, integritas ini muncul karena pembinaan yang baik, dan pembinaan yang baik ini muncul karena adanya mata rantai regenerasi yang tidak putus dan selalu berkesinambungan.

Kenapa penulis menggunakan istilah “embrio”  di atas? Karena keikutsertaan tim pada kontes international pertama kali adalah menggunakan Station Organisasi YC1ZTC. Dengan alasan tertentu, pembentukan sebuah club station adalah sesuatu yang tidak diperkenankan pada saat itu (rentang 1999 – 2000). Namun karena keinginan yang kuat untuk bisa berpartisipasi dan mengembangkan diri melalui ajang kontes international, beberapa Amatir Radio dari Bekasi berusaha “memberontak” dan “membandel” dengan tetap membawakan Station Organisasi untuk keperluan kontes DX. Beberapa di antara “pemberontak” itu bahkan masih aktif sampai saat ini yaitu YC1YCF (kemudian berubah menjadi YB1CCF dan terakhir sekarang YB1CF) serta YC1WAE (sekarang YB1KAR).

“Pemberontakan” yang dilakukan oleh AR Bekasi selama 2 tahun dari 1999 – 2000 dengan membawakan Station Organisasi YC1ZTC tersebut, dengan tentunya peralatan ala kadarnya, proses keying dan logging yang semuanya dilakukan secara manual (tidak seperti saat ini yang sudah semakin mudah dengan adanya logging software), akhirnya membuahkan hasil. “Kemelut internal” juga terkadang sering terjadi saat akan dilakukan pengiriman log ke panitia kontes, di mana masing-masing operator dengan paper log masing-masing, harus digabung menjadi 1 log yang nantinya akan dikirim, seringkali terjadi duplikasi, tulisan yang sama sekali tidak bisa dibaca pada log yang tentunya berpotensi untuk “wrong callsign in log”. Perdebatan kecil selalu terjadi, namun inilah yang akhirnya akan selalu indah untuk dikenang. Keterbatasan dan “pertengkaran” itu akhirnya membuahkan hasil bagi embrio club station ini dengan diperolehnya beberapa sertifikat international, salah satunya adalah Country Winner untuk CQ 160 CW Contest pada tahun 1999. Sayangnya, sertifikat kontes tersebut terkena “tumpahan kuah rendang” dan tidak bisa diselamatkan, dan tim sepakat untuk tidak memajangnya di Sekretariat ORARI Lokal Bekasi (cerita lucu).

Pembuktian yang coba dilakukan karena keinginan kuat untuk membentuk sebuah club station di Bekasi yang berawal dari suatu “pemberontakan” ini akhirnya berbuah manis. Atas dasar prestasi yang diperoleh selama 2 tahun tersebut, akhirnya ORDA Jabar menyetujui pembentukan Club Station Bekasi dan lahirlah YE1ZTC pada 2001 dan terus berkembang mengikuti dinamika organisasi sampai berubah menjadi YE1ZAT di tahun 2005.

Singkat kata, dari generasi ke generasi, selain 2 Amatir Radio yang penulis telah sebutkan di awal. Beberapa Amatir Radio yang telah berperan pada generasi awal Tim Kontes Bekasi antara lain :

  • YC1IBH / SK (eks YC1VBH) : OM Mumuh
  • YC1VBU / SK : OM Nelson
  • YC1AX (eks YC9VX) : OM Berce
  • YB1BOD (terakhir YB6LD / SK – OM Donni Sirait, beliau adalah eks YB6LD sebelum ke Bekasi, di Bekasi menggunakan Call Sign YB1BOD, sebelum akhir hayatnya beliau kembali lagi ke Call Area 6 dengan callsign yang lama YB6LD)
  • YB1HMN (eks YB1YMN) : OM Natsir

Pasang surut club station ini selama rentang tahun-tahun awal adalah bagian dari sejarah panjang tersebut yang mana penulis tidak mungkin menyebutkan semua Amatir Radio yang telah memberikan warna pada Club Station ini. Tercatat beberapa operator pada generasi berikutnya (Penulis mencoba untuk menyebutnya sebagai Generasi ke-2 di samping beberapa operator dari Generasi Awal yang masih ada), antara lain : YB1BAD (sekarang YE1AA), YB1NWP, YC1EME (sekarang YB1EME), YC1KAF dan YD1JZ.  Kemudian muncul YD1GCL (sekarang YF1DO) dan YC1MRI (sekarang YC1MR) yang berperan pada transisi ke generasi sekarang (Generasi ke-3).

Selain Operator Kontes, tidak lupa juga penulis mencatat beberapa Amatir Radio yang pernah turut berperan dalam memberikan support teknis pada club station ini, seperti : YB1PUR, YC1DYU (sekarang YB1DYU), YC1END, YC1MKB, YC1OKF, YD1CYF/SK, YD1EFT, YD1HTK, YD1LUX, YD1OLG, YD1OO, YD1ORZ, YE1BI, dan YD1ARM. Dan berbicara club station dari suatu organisasi tingkat lokal, tentunya tidak bisa lepas dari station organisasi itu sendiri. Dalam konteks ini, peran luar biasa yang selalu ditunjukkan oleh YB1JML (mantan ketua ORARI Lokal Bekasi) pada masa jatuh bangunnya club station, dalam mengakomodir minat dan keinginan para “pemberontak” untuk terus maju patut mendapatkan apresiasi dan tempat tersendiri dalam perjalanan club station.

Adapun pembagian dari generasi ke generasi untuk operator kontes ini sebenarnya tidaklah terlalu baku dan sangat mungkin timbul adanya perbedaan pendapat mengenai klasifikasi ini, namun tentunya bukanlah hal yang terlalu krusial untuk dipertentangkan. Penulis hanya berusaha untuk membagi generasi yang ada berdasarkan rentang periode serta peristiwa penting dalam perjalanan sejarah Club Station Bekasi, dan hal itu juga melalui diskusi dengan pelaku sejarah yang masih aktif.

Terlepas dari pembagian generasi ini yang mungkin agak sedikit subyektif karena alasan di atas, pesan yang ingin disampaikan oleh penulis di sini hanyalah betapa pentingnya suatu proses regenerasi dan pembinaan yang berkesinambungan dalam suatu kegiatan berbasis hobi seperti bidang amatir radio pada umumnya dan bidang kontes pada khususnya.

Dalam kesempatan kali ini juga, tanpa mengesampingkan peran dari individu-individu AR generasi terdahulu yang masih aktif berperan di tim, penulis ingin memberikan apresiasi yang tinggi untuk YB1CF – OM Yoyon Suryana dan YB1KAR – OM Heri Suhaeri sebagai Amatir Radio di Bekasi yang mengawali kiprah club station ini dan masih tetap terus melakukan pembinaan sampai generasi yang sekarang.  17 tahun perjalanan yang penuh dengan pasang surut itu telah banyak menuai prestasi di tingkat international, bahkan sampai sekarang, dan jalan ini tidak akan pernah berujung, karena harapannya proses akan terus berlanjut.

Akan sangat banyak jika harus semuanya tertuang dalam tulisan kali ini, kekurangan pasti ada karena keterbatasan informasi penulis. Namun penulis akan mencoba untuk selalu melakukan update berdasarkan informasi terbaru jika memang ada masukan dari para Amatir Radio yang memang ikut menjadi saksi sejarah perjalanan ini.

Terkhir dari ulasan ini, tidak ada hal yang sangat istimewa dari Club Station Bekasi sehingga bisa mendapatkan prestasi seperti saat ini, dalam artian apa yang telah dilakukan oleh Club Station Bekasi, sangat mungkin untuk bisa dilakukan (bahkan dengan hasil yang bisa jadi jauh lebih baik) oleh Club Station dari lokal lain di Indonesia. Hanya dibutuhkan kerja keras, team work, dan integritas yang tinggi dari individu-individu pendukungnya serta dibungkus dengan proses regenerasi dan pembinaan berkelanjutan, itulah yang akan menjadi pembeda sebenarnya.

TAKING PART IN SPECIAL EVENT CALL YB71RI/1

Posted in Uncategorized on September 2, 2016 by YE1ZAT

Go to English Version

Pada 1 Agustus 2016, YB1CF – OM Yoyon menghubungi beberapa anggota YE1ZAT untuk menanyakan kesanggupan dalam partisipasi sebagai operator pada Special Event Station YB71RI/1. Special Event Call ini sendiri dibuat dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-71 dan terdiri dari 10 station di seluruh nusantara yang merepresentasikan 10 Call Area yang berbeda, dari YB71RI/0 sampai dengan YB71RI/9. Koordinasi tingkat nasional berada di bawah tanggung jawab YB2TJV – OM Dani sebagai Koordinator dari ORARI Pusat.

Adapun Call Area 1 yang terdiri dari 2 ORDA, Jawa Barat dan Banten, masing-masing di bawah koordinasi YB1KIZ – OM Asep serta YB1LZ – Om Gun untuk Jawa Barat, dan YB1TJ – OM Djoko untuk Banten dalam membawakan YB71RI/1 sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati kedua ORDA. Meskipun pada kenyataannya jadwal untuk Call Area 1 dibagi berdasarkan alokasi waktu masing-masing ORDA, namun teknis di lapangan, justru rekan-rekan operator dari kedua ORDA berusaha untuk saling membantu dan mengisi tanpa harus terlalu kaku dengan jadwal yang sudah disepakati. Hal ini disadari dan disepakati bersama oleh operator-operator dari kedua ORDA dengan pertimbangan kesibukan masing-masing operator yang berbeda-beda.

Sebenarnya pemberitahuan yang disampaikan oleh YB1CF kepada operator-operator dari Bekasi agak terlambat 4 jam. Special Event Call ini seharusnya sudah mengudara tepat pada 1 Agustus 2016 pukul 0000 UTC sampai dengan 31 Agustus 2016 pukul 2359 UTC, namun pemberitahuan untuk kesediaan menjadi operator baru disampaikan pada 0400 UTC sehingga tidak semua operator langsung bisa on air pada saat itu juga, namun hal ini bukanlah suatu masalah, karena waktu untuk on air pun masih cukup panjang selama sebulan penuh.

Selama bulan Agustus 2016, siang dan malam, bersama-sama dengan rekan-rekan operator dari Jawa Barat dan Banten, beberapa operator YE1ZAT selalu menunjukkan semangat dan antusiasme dalam membawakan Special Event Call YB71RI/1. Hal yang sama tentunya juga dilakukan oleh operator-operator lainnya dari Jawa Barat dan Banten, serta tentunya seluruh operator dari call area lain di Nusantara dari /0 – /9.

Berikut adalah cuplikan aktifitas selama bulan Agustus 2016 dari anggota YE1ZAT dalam partisipasinya sebagai operator YB71RI/1.

YB71RI_Pic 3

Pic 1 : YF1DO setup digital

YB71RI_Pic 4

Pic 2 : YC1MR operated digital

YB71RI_Pic 1

Pic 3 : YD1DGZ operated digital

YB71RI_Pic 2

Pic 4 : YC1ME operated CW

YB71RI_Pic 12

Pic 5 Left to Right : YB1KAR and YB1CF operated CW

YB71RI_Pic 19

Pic 6 : Dinner – August 27th, 2016

IMG-20160903-WA015

Pic 7 : Team Discussion

 Around table L – R : YD1JZ, YC1DPM, YD1DGZ, YC1MR, YB1CF, YC1ME

Standing L – R : YF1DO, YB1NWP, Arfan

IMG-20160805-WA008

Pic 8 : YC1MR and YF1DO prepared antenna

YB71RI_Pic 15

Pic 9 : Antenna Erection

YB71RI_Pic 14

Pic 10 : Completely Installed

YB71RI_Pic 7

Pic 11 : YD1JZ lied on bed and YF1DO fell asleep on operator’s desk

YB71RI_Pic 5

Pic 12 : YB1CF fell asleep underneath ham shack

YB71RI_Pic 8

Pic 13 : YC1DPM fell asleep in prayer room

Event yang telah memakan waktu selama sebulan penuh telah selesai, kolaborasi bersama dengan operator-operator Jawa Barat lainnya dan juga dengan operator-operator dari Banten akhirnya usai di penghujung Agustus 2016 dengan perolehan QSO sebanyak 16.515 QSOs dan 128 DXCC.

IMG-20160902-WA005

Pic 13 : Final Result

Suatu hasil akhir dengan perolehan yang cukup baik hasil dari kerja sama yang solid antara semua operator dari Jawa Barat dan Banten !!!

Seluruh anggota tim YE1ZAT secara khusus mengucapkan selamat untuk YB2TJV OM Dani sebagai Koordinator Nasional atas suksesnya event berskala internasional ini, juga kepada semua Koordinator Area, dan tentunya kepada Seluruh Operator di Indonesia yang bertugas membawakan YB71RI/p.

English Version

In August 1st, 2016, YB1CF – OM Yoyon contacted all YE1ZAT members asking for willingness to take part in Special Event Station YB71RI/1 as operators. This special call was setup to commemorate 71st Indonesia Independence Day and 10 stations representing 10 Call Areas would be on air during full month of August 2016, YB71RI/0 to YB71RI/9. Coordination in national level was managed by YB2TJV as Coordinator from ORARI HQ.

Call Area 1 that consists of two provinces from East Java and Banten, led by YB1KIZ – OM Asep and YB1LZ – OM Gun for West Java, while YB1TJ – OM Djoko for Banten, respectively, worked with YB71RI/1 according to agreed schedule. Despite of allocated schedule between East Java and Banten was setup, in fact, flexibility between those two provinces played roles considering different time availability among operators.

As a matter of fact, notice conveyed by YB1CF concerning the event was 4 hours a bit late when this special event call should be on air in August 1st, 2016 0000 UTC until August 31st, 2016 2359 UTC. This certainly affected the readiness of operators to be on air precisely on time. It did not really a matter, indeed, providing that team still have adequate time during entire month of August 2016.

During August 2016, day and night, in collaboration with other operators from West Java and Banten, all operators from YE1ZAT had demonstrated passion and enthusiasm in this Special Event Call. Likewise, same thing was also demonstrated by all operators in West Java and Banten as well as all operators throughout Call Areas in Indonesia from /0 to /9.

Full month event was recently accomplished, collaboration among operators from West Java and Banten ended at the end of August 2016 and eventually revealed 16,515 QSOs with 128 DXCCs being worked.

What a good achievement provided through solid team work among operators from West Java and Banten !!!

Special complimentary need to be conveyed to YB2TJV – OM Dani as National Coordinator for the success of this international event, likewise to All Area Coordinators as well as All Operators in Indonesia for YB71RI/p.

 

STATION GEARS

Antenna :

  • TH7DX Tribanders (10, 15, 20 meters band)
  • KT34 Tribanders (10, 15, 20 meters band)
  • 12 meters band 3 El. Yagi Full Size
  • 17 meters band 2 El. Beam
  • 30 meters band Tubing Dipole Full Size
  • 40 meters band 3 El. Yagi Full Size
  • 80 meters band Wire Dipole Full Size

Transceivers :

  • 2 ea ICOM IC-7100, running barefoot
  • Elecraft – K3, running barefoot

Accessories :

  • Switching Power Supply 40 A for each transceiver
  • Manual Keyer
  • 2 PCs and 1 Laptop for logging

Shift Operators :

  • YB1CF – OM Yoyon
  • YB1KAR – OM Heri
  • YB1NWP – OM Nyoman
  • YC1DPM – OM Awi
  • YC1MR – OM Kasmuri
  • YC1ME – OM Mawan
  • YF1DO – OM Danu
  • YD1DGZ – OM Hendar
  • YD1JZ – OM Joz

Technician :

  • YD1OLG – OM Oleng

 

 

edited by YE1ZAT, August 2016

CQ WPX CONTEST 2016 REVIEW AND ANALYSIS

Posted in Contest on June 7, 2016 by YE1ZAT

Go to English Version

 

YE1ZAT telah menyelesaikan 3 DX Contest pada tahun 2016 yang kesemuanya adalah CQ WPX Contest. Diawali dengan CQ WPX RTTY di awal tahun, kemudian CQ WPX SSB di bulan Maret 2016, dan CQ WPX CW di akhir Mei 2016. Ketiga contest tersebut diikuti oleh YE1ZAT dengan kategori Multi-One Low Power.

Dari ketiganya, YE1ZAT masih memegang rekor Oceania untuk skor tertinggi yang kebetulan semuanya dibuat pada tahun 2015.

Di tahun 2016 ini, dengan pindahnya lokasi contest station dari yang sebelumnya di Gunung Malang, ke Grin Area Tambun, akan menarik tentunya untuk diamati apakah pencapaian yang sama bisa diperoleh tim di station yang baru tersebut. Berangkat dari kondisi ini, tim sepakat untuk tetap menggunakan kategori yang sama dengan target untuk memperbaiki rekor sendiri sekaligus menciptakan rekor oceania yang baru.

CQ WPX RTTY 2016

Skor akhir untuk kontes ini telah dipublikasikan. Dan seperti yang telah diprediksi sebelumnya, akhirnya YE1ZAT pada tahun 2016 berhasil memperbaiki rekor sendiri dan menciptakan rekor baru untuk Oceania. Target Tim akhirnya bisa terpenuhi dan merupakan awal yang baik di tahun 2016.

CQ WPX RTTY_OC Record

Gambar 1. YE1ZAT mengisi 2 slot Rekor Oceania untuk Multi-Operator pada Mode RTTY

Yang unik adalah perolehan skor yang diperoleh pada 2016 dengan kategori low power lebih tinggi dari pencapaian yang diperoleh pada 2007 dengan kategori berbeda di high power. Terlepas dari itu semua, tentunya menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi tim untuk bisa mempertahankan prestasi ini dan akhirnya bisa menciptakan rekor baru untuk Oceania.

Tinggal menunggu apakah pada mode SSB dan CW, YE1ZAT bisa mendapatkan hasil yang bagus sebagaimana halnya yang telah diperoleh untuk RTTY. Sebagai baseline, pada mode SSB dan CW, untuk kategori multi-one low power, YE1ZAT juga masih memegang Rekor Oceania yang kebetulan semuanya diperoleh pada 2015.

CQ WPX SSB 2016

Kans untuk memperbaiki rekor Oceania yang dibuat sebelumnya pada 2015 terbuka lebar bagi YE1ZAT.

CQ WPX SSB

Gambar 2. Rekor CQ WPX SSB untuk Oceania sampai 2015

Raw score yang diperoleh YE1ZAT pada 2016 melebihi pencapaian yang dilakukan oleh tim pada tahun sebelumnya. Meskipun baru raw score, namun berdasarkan pengalaman sebelumnya, hasil tidak terlalu berbeda jauh. Reduksi skor pasti ada, namun mudah-mudahan reduksi yang terjadi masih dalam range sesuai prediksi sebagaimana hasil pada kontes sebelumnya.

Raw Score CQ WPX SSB 2016

Gambar 3. Raw score untuk Oceania pada SSB Multi-Single Low Power

CQ WPX CW 2016

Merupakan seri penutup untuk kontes CQ WPX di tahun 2016, sekaligus ajang silaturrahmi tim menjelang Bulan Ramadhan yang akan tiba beberapa hari sesudah kontes, seluruh angota tim YE1ZAT berkumpul kembali di Station GA Tambun untuk mode CW.

2 hari menjelang kontes berlangsung, pada tanggal 26 Mei 2016, YC1MR – OM Kasmuri dan YF1DO – OM Danu menyempatkan waktu berkunjung ke lokasi station untuk memastikan semua hardware dalam kondisi siap pakai, sekaligus melakukan setup pada software. Untung saja mereka berdua melakukan pre use check ini, karena pada salah satu sistem antenna ditemukan masalah sehingga penunjukan SWR sangat tinggi. Dari troubleshoot yang dilakukan, akhirnya OM Kasmuri menemukan pin pada male connector di transmission line patah, dan akhirnya penggantian dilakukan pada connector tersebut sehingga penunjukan SWR kembali ke normal.

YF1DO and YC1MR_cq wpx cw 2016

Gambar 4. Kiri ke kanan : YF1DO dan YC1MR melakukan pre use check 2 hari sebelum kontes

Pelaksanaan kontes sendiri pada kali ini benar-benar berjalan sesuai dengan rencana yang telah didiskusikan. 2 pesawat digunakan selama kontes. Pesawat pertama digunakan sebagai pesawat utama, dan pesawat kedua hanya digunakan untuk melakukan scan terhadap band dan multiplier. Operator pada pesawat kedua ini memegang peranan penting untuk memberitahukan kepada operator pesawat utama pada band mana seharusnya contest station bekerja sesuai dengan kondisi propagasi sekaligus melakukan scanning untuk mencari station multiplier baru.

Pada awalnya, untuk pesawat scan digunakan IC-7100, namun pada hari ke-2, tim mendapatkan kesempatan untuk mencoba pesawat baru IC-7300. Kebetulan salah seorang rekan ORARI Lokal Bekasi YC1LDZ – OM Dicky, yang baru membeli perangkat tersebut, berkenan untuk meminjamkan perangkatnya yang baru dibuka dari bungkus untuk dicoba pada kontes ini.  Seluruh anggota tim mengucapkan terima kasih untuk OM Dicky, atas peminjaman IC-7300 yang benar-benar masih dalam kondisi baru dibuka dari bungkus, dan dicoba pertama kali untuk kontes.

 YC1KAF_cq wpx cw 2016

Gambar 5. YC1KAF – OM Terry

IC 7300 for CQ WPX CW Contest

Gambar 6. Pesawat baru IC-7300 yang digunakan selama kontes

YD1JZ_cq wpx cw 2016

Gambar 7. YD1JZ – OM Joz melakukan scanning dengan IC-7300

YC1KAF_YC1ME_YC1DPM

Gambar 8. Kiri ke kanan : YC1KAF – YC1ME – YC1DPM

Di akhir kontes, tim berhasil memperoleh skor akhir yang sangat menggembirakan 3,947,467. Sunguh merupakan suatu pencapaian yang luar biasa meskipun masih berupa raw score. Pencapaian ini sekaligus juga menjawab pertanyaan salah seorang anggota tim YC1ME pada 2 minggu sebelum kontes berlangsung, yang menanyakan apakah mungkin tim bisa memperoleh skor di atas 3.5 juta pada low power dengan lokasi station yang sudah tidak lagi berada di Gunung Malang.

Dan apa yang sudah ditunjukkan oleh tim berupa perencanaan dan strategi yang baik, implementasi dari strategi, serta tentunya integritas seluruh anggota tim yang sangat tinggi untuk memberikan yang terbaik bagi ORARI Lokal Bekasi dalam kontes kali ini telah menjawab pertanyaan dari YC1ME tersebut.

Raw Score_cq wpx cw 2016

Gambar 9. Detail pencapaian di akhir kontest CQ WPX CW 2016

Melihat dari pencapaian yang sudah diperoleh selama kontes, sesuai dengan rencana dan strategi yang didiskusikan di awal, tim memang sangat fokus pada low band mengingat pada band ini, poin lebih tinggi dibandingkan dengan high band. Bahkan saat 10 meter band cukup terbuka di hari pertama (Sabtu Sore), tim tidak terlalu antusias untuk mengejar pencapaian di band tersebut, sehingga pada saat yang bersamaan, dari hasil scanning pada pesawat ke-2 di mana 40 meter band mulai terbuka meskipun tidak terlalu banyak station bekerja saat itu, tim langsung berdiskusi dan memutuskan segera meninggalkan 10 meter band untuk CQ pada 40 meter band.

Hal ini cukup membuahkan hasil, meski di sela-sela local pirate station dengan power besar yang bekerja dengan phone pada segmen CW, perlahan mulai banyak station di 40 meter band yang bekerja dengan YE1ZAT. Memang kendala terbesar adalah keberadaan station yang bekerja dengan phone pada segmen CW tersebut, bahkan terkadang signal mereka menutup signal dari station yang bekerja dengan YE1ZAT di saat krusial, pertukaran report, sehingga tone dengan pesan NR ? atau AGN seringkali dikirimkan oleh operator pada saat bekerja di band ini. Namun kondisi ini tidak melemahkan semangat operator, dengan tetap fokus pada target yang harus dicapai sekaligus poin tinggi pada low band, operator tetap berusaha untuk bisa fokus bekerja di low band. Hasil yang diperoleh cukup membuktikan usaha ini.

Untuk 80 meter band, tidak banyak station yang bekerja dengan YE1ZAT, tercatat hanya 3 station pada log. Hal ini disebabkan kondisi band yang kurang begitu baik selama kontes berlangsung, sehingga tim segera mengambil keputusan untuk tidak fokus pada band ini agar tidak kehilangan peluang untuk mendapatkan poin dari band yang lain.

YC1KAF main_YC1ME scan

Gambar 10. Kiri ke kanan : YC1MR – YC1ME – YD1DGZ – YD1OLG – YF1DO – YC1KAF

Raw score telah dipublikasikan dan dengan pencapaian yang diperoleh oleh tim, peluang untuk memperbaiki Rekor Oceania atas nama sendiri sangat terbuka lebar dengan pencapaian ini.

CQ WPX CW

Gambar 11. Rekor Oceania untuk Multi-One Low sampai 2015 oleh YE1ZAT

Tidak hanya berpeluang untuk memperbaiki rekor sendiri, bahkan pada kontes kali ini, untuk kategori Multi-One Low, YE1ZAT menempati posisi ke-3 Dunia untuk perolehan skor sementara. Suatu prestasi yang membanggakan khususnya bagi anggota Amatir Radio di Lokal Bekasi. Semoga hasil akhir nanti tidak jauh berbeda dengan raw score yang sudah dipublikasikan.

World Standings CQ WPX CW 2016_Raw Score

Gambar 12. YE1ZAT Raw Score menempati posisi-3 dunia untuk Multi-One Low pada CQ WPX 2016

Harapan lainnya adalah, ke depan, Club Station ORARI Lokal Bekasi masih bisa terus exist dengan prestasi dan semoga juga bisa menjadi pemicu bagi Club Station Lokal Lain di Indonesia untuk juga makin banyak yang berkiprah pada ajang DX Contest.

Terima kasih juga untuk YD1DOQ – YL Oki, yang sudah membuat masakan Nasi Rawon selama kontes berlangsung dan juga YD1DGZ – OM Hendar yang terus menjamin persediaan logistik selama kontes berlangsung di sela-sela aktifitas sebagai operator.

OPERATORS :

  1. YC1DPM – OM Awi
  2. YC1KAF – OM Terry
  3. YC1ME – OM Mawan
  4. YC1MR – OM Kasmuri
  5. YF1DO – OM Danu
  6. YD1DGZ – OM Hendar
  7. YD1DOQ – YL Oki
  8. YD1JZ – OM Joz
  9. YD1OLG – OM Oleng

 

English Version :

 

YE1ZAT had just accomplished 3 DX Contests in 2016 and they were part of CQ WPX Contest Series. Starting with CQ WPX RTTY in the beginning of the year, followed by CQ WPX SSB in March 2016, and CQ WPX CW at the end of May 2016 thereafter. The three contests altogether were participated by YE1ZAT in the Multi-One Low Power Category.

Of all contests with different modes above in Multi-One Low Power category, YE1ZAT still hold Oceania All Time Records and made in 2015.

In 2016, followed by station relocation that formerly located in Gunung Malang, to Grin area (GA) Tambun, it certainly be interesting to see if this team could gain same achievement in the new station with sama category. Based on the condition, team  agreed to go through the contest with same category, targeting to improve own record and set new Oceania Record for Multi-One Low Category.

CQ WPX RTTY 2016

As predicted before, final score of this contest eventually brought YE1ZAT improving their own record as well as setting New Oceania All Time Record. Very good start in 2016.

Unique thing revealed achievement in 2016 with Low Power Category even higher than those being achieved in 2007 with High Power Category. Apart from all mentioned above, this certainly become a pride to the team member to maintain achievement and set New Oceania Record.

We will see if in other modes SSB and CW, YE1ZAT could gain same result as RTTY. For baseline, in SSB and CW, Multi-One Low Category, likewise, YE1ZAT still hold Oceania All Time Records set in 2015.

CQ WPX SSB 2016

Opportunity to improve Oceania Record made by YE1ZAT in 2015 was visible.

Raw score obtained by YE1ZAT in 2016 exceeded achievement made by team in the previous year. Despite of just a raw score being published, based on previous experience it should have reflected achievement as published for final with no big difference. Score reduction would certainly exist without no doubt, however, this reduction was expected to be within allowable range as predicted.

CQ WPX CW 2016

It was a closing contest of CQ WPX series in 2016, as well as team gathering moment prior to facing Holy Month Ramadhan in the next few days, all team member again got together in GA Station Tambun to take part in CW mode.

2 days prior to contest started, in May 26th 2016, YC1MR – OM Kasmuri and YF1DO – OM Danu spent their time to visit contest station and making necessary preparation for hardware and software to ensure that contest gear is ready. Fortunately, they came to verify things with pre use check, since they encountered problem on one of antenna system that exhibited high SWR. Further troubleshoot undertaken, OM Kasmuri eventually found broken pin of coax male connector, replacement was then carried out, hence SWR was just resumed back to normal.

The contest run as planned. 2 rigs were used in a contest. The first one was used as main rig while another one was used only for scanning on the bands as well as multipliers. 2nd rig operator played role in the game to inform main operator on which band should team worked based on propagation, likewise, scanned new multipliers worked during the period.

In the beginning of the contest, IC-7100 was used as 2nd rig, however, in Day-2, team had a chance to try newly launched rig IC-7300. It happened when one of Bekasi Chapter Member YC1LDZ – OM Dicky, was willing to lend his brand new rig and tested for contest purpose. Team was really grateful and would like to convey many thanks to OM Dicky for sort of opportunity in conducting equipment testing for contest.

At the end of contest, team could gain promising final score 3,947,467. It was a great achievement though still a raw score. This also answered a question raised by one of team member YC1ME 2 weeks prior to contest, whether team could get score above 3.5 millions with low power from station that no longer located in Gunung Malang.

What team had exhibited i.e. good planning and strategy, strategy implementation, and of course high integrity to deliver the best thing for ORARI, mainly Bekasi Chapter had answered sort of question eventually.

Raw Score_cq wpx cw 2016

What had been implemented and achieved during contest, was just exactly as planned and discussed in the beginning, where team paid focus on low band due to point wise. Even when 10 meters band was favorable in Day-1 (Saturday Evening), team did not expect to spend much time on this band. When scanning from 2nd rig revealed 40 m was open at the same time though not many stations working, snap decision was made by immediately switched the antenna to 40 meters and followed by CQ.

This attempt was successful. Despite the presence of local pirate station on 40 m with high power working with phone on CW segment, gradually YE1ZAT found many stations being worked. Well, that was a biggest handicap working on 40 with the presence of pirate station on phone, where sometimes their signal masked the station being worked in the very crucial moment, exchange report, resulted in too frequent tone sending with NR? or AGN sent by YE1ZAT Operator. However, this would not weaken spirit and team focus in having communication on low band. Resulted score had proven this.

On 80 meters, not many stations YE1ZAT worked with, only 3 stations being logged. This was due to unfavorable band condition during contest, therefore team took snap decision to leave this band right away in order not to loose points on other bands.

Raw score was just published and with kind of achievement, team might improve own record and set new Oceania All Time Records for Multi-One Low by YE1ZAT last year.

CQ WPX CW

Not only have a chance in improving own record, even for this contest, with Multi-One Low Category, for the time being YE1ZAT finished 3rd position on World Contest Standings. What a great achievement exhibited by ORARI – Bekasi Chapter in DX Contest, and hopefully final score would not be reduced too much.

World Standings CQ WPX CW 2016_Raw Score

Also, we expect this ORARI Club Station will still keep exist in the future with great achievement and triggering other chapters in Indonesia to take part in DX Contest.

Thanks to YD1DOQ – YL Oki, who cooked and served us with delicious Nasi Rawon during contest, and also YD1DGZ – OM Hendar who kept maintaining availability of logistic supply while sneaking as Contest Operator.

POTENTIAL OC RECORD-BREAKING ON CQ WPX RTTY 2016

Posted in Contest on February 27, 2016 by YE1ZAT

CQ WPX RTTY is the first contest agenda for YE1ZAT to take part in 2016. Team went through this event with promising result eventually.

Occupying new room though still in the same building where this station was built, had introduced new spirit to entire team member. At the end of January 2016, following renovation on previous operator’s room, all gears as well as transmission and electricity line hook up were undertaken and relocated to a new room at GA building. Afterward, when this relocation was accomplished, the first agenda was about to come in February 2016, CQ WPX RTTY Contest.

The target being set up was to break previous score achieved in the same contest last year (2015) with same category, Multi Operators Single Transmitter Low Power.

Apart from target settlement by team, one of team member, Danu YF1DO challenged us to reflect on past achievement in 2007 when former team could set Oceania Record 1,580,558 with high power as shown below :

Previous CQ WPX Record

We thought that nice to have it broken at the beginning, moreover this time we went with low power category powered up from an entry level rig Yaesu FT-450 barefoot. So that would be just a dream and we headed up for it but not to be piled on pressure to make it happened.

Three times power outage had been experienced by team, either planned and unplanned. The first one was due to massive lightning strike occurred around station area that forced us to put all electricity breaker off, while the other two were due to outage from electricity network. Those disruption occurred in Day-2 of contest with total loss time of 3 hours and 20 minutes. It was not expected situation indeed while we aimed to break our own record.

SONY DSC

Off-Air period due to power outage

Situation was just about to change when we still had hopes upon all disruptions went away. All member’s passion and commitment even though with disruptions that followed, finally brought to the target achievement when at the end of the contest we scored higher than this team gained in 2007 with different category.

SONY DSC

YC1MR in action during CQ WPX RTTY

Raw score of this contest result was just published and we will probably break our own record and set new Oceania Record as follow :

Raw Score Oceania Multi-Single Low 2016 CQ WPX RTTY

It was still just a raw score, and we will look forward to upcoming final score published, anyway. However, based on previous result and experience, the standings will not change significantly despite of potential change in actual score upon final review.

Below was situation when team enjoyed “nasi uduk” as breakfast after contest ended

SONY DSC

Pic : Enjoying Breakfast

Other than complimentary to all operators involved, special thanks need to be conveyed to Kasmuri YC1MR, Oleng YD1OLG, and Rizal YD1ORZ for hooking up 7 elements tribanders and 3 el full size that made our FT-450 barefoot power efficiently transmitted very well. This entry level rig with all its limitation really talked a lot than ever been expected 🙂

SONY DSC

Left to Right : YC1ME, YC1MR, YF1DO, YD1DGZ, YC1DPM

Now we believe that efficient antenna is the most powerful amplifier and play big role in a successful communication.

Heads up for upcoming CQ WPX SSB in March 2016.

CQ WW CW 2015

Posted in Contest on December 9, 2015 by YE1ZAT

It had been planned before that for the very first time, ORARI Lokal Bekasi (Local District of Bekasi) would participate the contest with 2 teams, YE1ZAT for Low Power and YE1K for High Power. Everything was completely prepared few days before as well as how coordination should be made to prevent interference each other during contest.

Pre-Contest Technical Meeting

On Friday, November 27 2015 @ 16:00 Local Time (09:00 UTC), all team members conducted a technical meeting. Many aspects were discussed herein :

  1. Whether 2 teams would participate in 2 different categories, this was outlined in several options
  2. Strategy and job assignment

First agenda in determining category should be resolved first since this would affect the strategy in the contest. Each of team member involving Old Generation and New Generation raised their opinion to which option should be taken in facing this. This was sort of team’s tradition that has been lasting for long. The good thing was contingency had been organized for any of options.

Technical Meeting 2

Pic 1. Left to Right : YD1DGZ, YC1MR, YC1DPM, YB1KAR, YD1DOQ, YC1ME, YF1DO (explained the strategy)

Voting was taken as way to take decision based on various considerations delivered by each team member. Having considered many aspects might coexist, eventually voting revealed YE1K for contest station with 1 category at this time (Multi-Two High Power).

Target being set by team was minimum 4000 QSOs or 5,500,000 minimum score.

After its vacuum for about 2 years in DX Contest, this was the first comeback of YE1K, merging the skill of Old Generation and New Generation.

Technical Meeting 3

(Pic. 2 Left to Right : YC1NWE, YB1CF, YC1KAF, YD1DGZ, YC1MR, YC1DPM, and YB1KAR)

This technical meeting was not only attended by present contest team member. To express support for contest team, we had a visit from YC1NWE (OM Toto) as one of Board Member in ORARI Lokal Bekasi, YB1NWP (OM Nyoman) as one of YE1K member, and YD1ARM (OM Aris) that became part of YE1K also.

Both YB1NWP and YD1ARM are well known as the most eligible technician here in the team. They had contributed a lot for the team and still actively engage mainly to those requiring technical decision based on their nature and area of expertise.

Within minutes just after technical meeting was closed, YB1PR (OM Faisal) and YB0QA (OM Erdius) came over and shared their experience as well as encouraging all team members prior to contest.

Pic_1

(Pic. 3 : YB1CF explained club station history to YC1NWE, YB0QA, and YB1PR)

IMG-20151209-WA008

(Pic. 4 : YC1DPM led team to pray together prior to contest)

Dinner

(Pic.5 : Enjoying Sate Kambing and Sop Kambing)

One of the moment that had been waited by all team members was about to come…DINNER. Unlike previous 2 contests preparation at this station, this time we had special menu cooked and served by YD1DOQ, YL Oki who brought all dinner food and stuff from her place. Many thanks, Oki…all that you served were so tasteful, mainly Sop Kambing and Sate Kambing.

IMG-20151209-WA003

(Pic. 6 : YD1JZ, OM Joz (with glasses in front of monitor) explained team regarding tactical things should be paid with more concern, mainly due to Multi-Op with 2 Transmitters to be used was the first time contest category to all team members)

Day-1

SONY DSC

Pic. 7 : Just 90 minutes to go

Many aspects when taking Multi-Two Category should be taken into account. Good thing that YD1JZ and YF1DO managed these (hardware and networking) exceptionally well, days prior to D-Day. We were up to this point, with having all hardware as well as networking passed function test and loop check. What an outstanding job that resulted in outstanding setup. No surprise in Day-1 that would lead to contest disruption in term of hardware failure.

Team_1

(Pic. 8 Left to Right : YF1DO, YC1ME, YB1CF, YC1KAR, YD1DGZ, YD1DOQ, YC1DPM, and YG1LZO)

Day-2

Small incident occurred in starting Day-2 of Contest. One of the rig used for contest gear and probably the most demanded gear that this team member like to play with, Elecraft K3 experienced a problem. None of us but YD1JZ, OM Joz had in depth skills in how to explore all available menus and technical aspect of the rig. It happened when YC1ME started to operate this after his rest, he felt this rig behaved quite unusual compared to previous use. Soon afterward, troubleshoot was conducted by YF1DO, and he found that plastic cap at rig’s grounding lug melted and suddenly it switched off automatically.

…EUREKA…having routed the ground line to find the real culprit revealed loosened end point of this line and in contact with switching power supply was the root cause. We then decided to switch off all appliances and rearrange grounding system. Once all grounding system was completed and properly wired to prevent inadvertent contact that undesirable, things were powered up. Gotcha, this beautiful gun was back and normal, except a small plastic grounding lug cap that being melted must be replaced someday.

There was always new lesson learned that team always gained in every contest, this contest was no exception.

YB1KAR and YD1DGZ

(Pic. 9 YD1DGZ and YB1KAR)

YC1ME and YC1KAF

(Pic. 10 YC1KAF and YC1ME)

In general, propagation always plays a significant role in any on-the-air activity, and contest was no different situation that being affected. Team thought that 10 meters band was not favorable this time. This applied to all contestants where achievement on 10 meters band was not satisfying though.

This contest ended with final claimed score 5,356,233 of all 3796 QSOs. This was away of target set before.

Claimed Score CQWW 2015

(Pic. 11  Contest Claimed Result)

Post-Contest Technical Evaluation

Led by YB1CF, OM Yoyon, team conducted evaluation immediately an hour just after contest ended. First evaluation was raised by YD1JZ as he actively monitored from time to time the team progress over years as well as each operator progress.

Several things became his primary concerns :

  1. There are still some gaps need to be filled in by this team in the future as he thought that this team should achieve better than what was just gained. Not to mention technical aspects that might differ for each operator, non technical aspect concerning rest management was pointed out also.
  2. Progress of each operator, he delivered his opinion that some of us made good progress in performance but some degraded. It is certainly a human nature, but some affecting the performance should be manageable based on his opinion. Special complimentary was conveyed to YB1KAR as he made an outstanding progress. At the same time, YB1KAR shared his experience why he could manage this better compared to previous contest. One thing to be noted herein that he made absolutely well preparation through practice and exercise a month prior to contest. He led this by real example mainly to all team members. Despite along with YD1JZ, YC1KAF, and YB1CF, he is one of the experience team member, he felt that he still need more practice, practice, and practice, certainly need to be balanced with maintaining health prior to contest.
  3. Knowledge and skill transfer between Old Generation and New Generation Team.

Just like pre-contest technical meeting, each member had opportunity to share their mind related to what we had just gone through and what to improve in the future. For new generation team, as successor of YE1K someday,  this contest was a tool in bridging skill and knowledge transfer from senior. It takes long process for them to be in the same level and cannot be instantly achieved, but nothing is impossible. At least, from this contest, new generation had learned not limited to technical aspect but also non technical aspect that greatly affects end result.

Looking at big picture, very good thing that more Indonesian Amateur Radio Stations took part in this CW contest had evidently showed new enthusiast in enjoying this hobby. The doomsday prophecy that Morse Code is a dying art again…again ….and again proved to be false. This hobby will keep alive and occupying room in amateur radio.

SKY IS THE LIMIT !!!

Posted in Uncategorized on December 8, 2015 by YE1ZAT

Yes, it sounds too exaggerated. But no better words to describe effort that YE1ZAT had demonstrated recently. In the first week of November 2015, with purpose of getting better performance on both TX and RX, improvement was made on the antenna. To get better gain on existing GA station antenna, 7 elements were installed instead of 4 elements ones that previously served for few months only. Furthermore, the tower that supporting this antenna was also raised from 20 meters to 43 meters

 

Raising main tower

(Pic.1 : Process in raising tower for 7 El. Tri-banders, viewed from distance)

Preparing 7 El Tribanders

(Pic. 2: Final Assembly of 7 El. Tribanders, supervised by YC1MR, OM Muri)

Another improvement made on the yard was the presence of antenna rotator compared to manual effort in rotating the antenna using tag line on boom tip before. This would in certain introduce ease of operation for team as well as performance enhancement.

Assembled

(Pic.3 : Main Antenna was completely assembled and raised, viewed from bottom of tower)

It looks like team had seriously prepared the upcoming CQ WW – CW Contest by the end of November 2015.

Herewith the most updated technical information of latest GA installed antenna:

SONY DSC

Pic. 4 : 7 El Tribanders and 3 El. Hidaka

7 El. Tribanders (10-15-20 m) @ 43 meters up
Full size 3 El. for 40 meters band @ 23 meters up
3 El. Hidaka – Tribanders (10-15-20 m) @ 22 meters up @ 25 meters up
Full size 80 meters band wire dipole @ 35 meters up

SONY DSC

Pic. 5 : 3 El. Full Size 40 meters band

Having this done, will there be other modification might follow? None can tell, since more than adequate room for improvement is always there.

Again … sky is the limit.

CQ WW SSB 2015

Posted in Contest on October 27, 2015 by YE1ZAT

YE1ZAT again took part in CQWW SSB Contest 2015 from station in Grin Area, Tambun. Some troubles with contest gears occurred within contest period 24-25 October 2015.

Day-1 (24 October 2015)

Achievement up to first 8 hours evidently described the actual situation when only 100 QSOs could be managed following problem with tribanders antenna. In spite of propagation was favorable on 15m band during first 8 hours where QSOs were focused on DX station in north, however, above condition would not much help unless main problem was sorted out.

Upon all team members felt that something went wrong with current installed tribanders antenna, meanwhile that was not a good time to transmit on 40m, YE1ZAT contest coordinator Danu, YF1DO decided that game plan should be changed immediately by rectifying main root cause as soon as possible.

Soon afterward, Muri, YC1MR came with his crew along with some materials required to build new antenna for 10-15-20 meters band. Contest should move on, no matter problem still existed and not being rectified at the time. In order to maintain contest continuation, while some repairs were conducted on main antenna, team worked together in assembling temporary antenna.

CQWW SSB 2015_1

(Pic. 1: Emergency antenna preparation while main antenna required some repairs during contest)

This new temporary antenna was installed no higher than 6 meters above ground and certainly not much to be expected from kind of installation for DX purpose.

CQWW SSB 2015_2

(Pic. 2: Repair process on main antenna)

Problem seemed would not end, at around 12.00 UTC in the first day of contest (19.00 local time), power outage occurred in the station and surroundings resulted from electricity network trouble followed by computer hardware problem once power resumed to normal. This unwanted situation at least impacted to QSOs achievement.

Having 24 hours of contest in Day-1, team could only manage up to 267 QSOs, for sure this was not a good achievement.

Day-2 (25 October 2015)

Based upon what had been achieved in Day-1 of contest, it looked like impossible to meet number of QSO target that was setup during technical meeting few days prior to contest. During technical meeting, senior contest team member that also Station Owner Joz, YD1JZ and Contest Coordinator Danu, YF1DO during their briefing had set minimum 1000s QSO should be achieved by New Generation of YE1ZAT.

Team started Day-2 with very big gap to fulfill, it was not an easy job though.

CQWW SSB 2015_3

(Pic. 3: A visit from Senior Team Member Yoyon, YB1CF in Sunday Morning. Left to right : YD1DOQ, YB1CF, YC1ME, YD1DGZ, YC1DPM)

CQWW SSB 2015_4

(Pic. 4: Support conveyed by Dagun, YC1ARA and Hendrik, YD1CPP in Sunday Morning. They also brought special coffee well known here as “Luwak Coffee”. Left to Right : YC1DPM, YC1ARA, YD1DGZ, YC1ME, YD1CPP, and YD1DOQ)

Again and again, in Day-2, self same problem concerning power outage started to occur at 04.00 UTC (11.00 local time) with more severer impact than it was in previous day. The problem impacted to computer monitor to PC communication failure and some interface configuration change resulted in computer aided system deficiencies. This in turn led to manual logging system must be undertaken for few QSOs

With all gaps above, approximately 4 hours downtime required to cure the problem. Once all problems were completely rectified as well as logging system at 10.00 UTC (17.00 local time), team could only manage 483 QSO and had only 14 hours left to accomplish the contest with target to be met.

Given remaining time available, extraordinary efforts in meeting the target seemed to be possible when finally team could manage 803 QSOs at 14.00 UTC (21.00 local time), and just requiring 197 more QSOs.

CQWW SSB 2015_5

(Pic. 5: Sunday night local time with 10 hours remaining prior to end of contest)

Final Result

Antenna troubles, computer monitor problem, interface communication failure, and power outage were all finally manageable but point of concern herein was team spirit to achieve target being set. It was definitely nothing without willingness and commitment until finally at the end of entire contest duration, team could accomplish 1012 QSOs with claimed score 869,760.

No matter the result would be for this contest, considering all difficulties had been experienced by team, one thing that needed to be pointed out was related with spirit to fill some gaps as well as continuing the game under difficult situation. This was primary concern, and team had demonstrated it exceptionally well.

None who visited team’s station at the time would think that this target could be achieved after team experienced all consecutive troubles mentioned above during contest. Spirit and commitment would eventually take all, supported by good team work, hence things became possible.